Minggu, 23 Desember 2018

MKCH muhammadiyah

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Setiap yang hidup pasti memiliki sebuah cita-cita, bahkan kita hidup ini harus memiliki sebuah cita-cita, dengan cita-cita kita hidup, dengan cita-cita pula kita berambisi. Tetapi cita-cita tanpa sebuah keyakinan adalah sebuah mimpi belaka.
Cita-cita diiringi dengan keyakinan akan memberikan kita semangat dalam mengejar cita-cita kita itu.
Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah diputuskan oleh Tanwir Muhammadiyah tahun 1969 di Ponorogo dalam rangka melaksanakan amanat Muktamar Muhammadiyah ke 37 tahun 1968 di Yogyakarta. Kemudian oleh pimpinan pusat Muhammadiyah Matan ini diubah dan disempurnakan, khususnya pada segi peristilahannya berdasarkan amanat dan kuasa Tanwir Muhammadiyah tahun 1970.
Serta dalam organisasi tanpa adanya AD tidaklah mungkin berjalan karna setap organisasi pasti membuthkan adanya AD karna sebagai mekanisme kinerja untuk mencapai tujuan dalam organisasi
Maka dari itu makalah kami kali ini akan mengangkat topik Matan Kehidupan Cita-cita Hidup Muhammadiyah dan anggaran dasar muhammadiyah, agar kita bisa mengerti bagaimana cita-cita hidup Muhammadiyah dan anggaran dasar muhammadiyah sebagai ideologi muhammadiyah.
Rumusan Masalah
Apa Isi Matan Keyakinan Dan Cita  Cita Hidup Muhammadiyah?
Bagaimana Penjelasan Terhadap Matan Keyakinan Dan Cita  Cita Hidup Muhammadiyah?
Bagaimana Saran Terhadap Matan Keyakinan Dan Cita  Cita Hidup Muhammadiyah?
Tujuan  Penulisan
Untuk mengetahui isi Matan Keyakinan Dan Cita  Cita Hidup Muhammadiyah.
Untuk mengetahui isi Penjelasan Terhadap Matan Keyakinan Dan Cita  Cita Hidup Muhammadiyah.
Untuk mengetahui isi Saran Terhadap Matan Keyakinan Dan Cita  Cita Hidup Muhammadiyah.

BAB II
PEMBAHASAN

Isi Matan Keyakinan Dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah gerakan Islam dan dakwah amar maruf nahi munkar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Quran dan sunnah, bercita-cita dan bekerja untuk tewujudnya masyarakat utama, adil, makmur yang diridhai Allah SWT,untuk melaksanakan fungsi dan misi sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi.
Muhammdiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan kepada Rasul-Nya, sejak nabi Adam, Nuh, Musa, Isa, dan seterusnya sampai kepada Nabi penututp Muhammad SAW, sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan hidup materil dan spiritual, duniawi dan ukhrawi.
Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan :
Al-Quran :Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW;
Sunnah Rasul :Penjelasan dan pelaksanaan ajaran-ajaran Al-Quran yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam.
Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang-bidang :
Aqidah
Muhammadiyah bekerja unutk tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih dari gejala-gejala kemusyrikan, bidah dan khufarat, tanpa mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran Islam.
Akhlak
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Quran dan Sunnah Rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia.
Ibadah
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh Rasulullah SAW, tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.
Muammalah Duniawiyah
Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya muamalat duniawiyah (pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat ) dengan berdasarkan ajaran Agama serta menjadi semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah SWT.
Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan negara Republik Indonesia yang berdasar pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu negara yang adil dan makmur dan diridhai Allah SWT :
BALDATUN THAYYIBATUB WA ROBBUN GHOFUR
(Keputusan Tanwir Tahun 1969 di Ponorogo)
Catatan:
Rumusan Matan tersebut telah mendapat perubahan dan perbaikan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah:
1. Atas kuasa Tanwir tahun 1970 di Yogyakarta;
2. Disesuaikan dengan Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke 41 di Surakarta.
Penjelasan Terhadap Matan Keyakinan Dan Cita  Cita Hidup Muhammadiyah
Apa itu Matan Keyakinan dan Cita-cita hidup Muhammadiyah? Adalah sistem paham (ideologi) Muhammadiyah dalam memperjuangkan gerakan untuk mencapai tujuan atau dengan kata lain substansi ideologis yang mengandung paham agama yang fundamental.
Pernyataan misi Muhammadiyah dalam kehidupan, khususnya misi dan peran di tengah kehidupan bangsa dan negara Indonesia.
Sejarah Matan Keyakinan dan Cita-cita hidup Muhammadiyah
Rumusan Keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah diangkat wacananya di Mutamar Muhammadiyah ke-37 yang diselenggarakan pada tahun 1968 di kota Yogyakarta.
Rumusan PP Muhammadiyah, dalam hal ini biro ideologi yang melaksanakan amanat dan tugas dari Mutamar, seterusnya menyerahkan kepada sidang Tanwir yang berlangsung di Ponorogo (1969) untuk disahkannya MKCH ini.
Sistematika Matan Keyakinan dan Cita-cita hidup Muhammadiyah
MKCH terbagi menjadi 3 bagian:
Pokok persoalan ideologis sesuai yang termaktub pada poin 1 dan 2 MKCH.
Persoalan mengenai faham agama sesuai yang termaktub dalam poin 3 dan 4.
Persoalan mengenai fungsi dan misi Muhammadiyah dalam masyarakat NKRI termaktub pada poin 5.
Pokok persoalan bidang ideologi :
Keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah adalah:
Akidah  : Muhammadiyah adalah gerakan berakidah Islam.
Cita-cita: bercita-cita dan bekerja untu terwujudnya masyarakat  Islam yang sebenar-benarnya.
Ajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan :
Agama Islam sebagai agama hidayah dan rahmat Allah kepada manusia sepanjang masa.
Bentuk dan corak dari keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah diwarnai dan disinari oleh Islam.
Cita-cita yang akan dicapai dalam hidupnya ialah terwujudnya kebahagian dan kemakmuran didunia dalam rangka ibadah kepada Allah SWT.
Berkeyakinan bahwa ajaran yang mampu melaksanakan hidup sesuai dengan aqidahnya adalah hanya ajaran Islam.




Fungsi dan Misi Muhammadiyah
Berjuang dan mengajak segenap golongan bangsa untuk mengatur dan membangun tanah air menjadi masyarakat adil dan makmur sejahtera bahagia material dan spiritual sesuai yang diridhai Allah.
Menggunakan dawah Islam dalam proporsi sebenarnya yang kemudian dapat lebih lanjut dilihat dalam Khittah Perjuangan Muhammadiyah.
Pedoman Untuk Memahami
Uraian singkat mengenai Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah.
Pokok-pokok persoalan yang bersifat ideologis, yang terkandung dalam angka 1 dan 2 dari Matan Keyakinan dan Cita-cita hidup Muhammadiyah, ialah:
Aqidah: Muhammadiyah adalah beraqidah Islam.
Cita-cita/Tujuan: Bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhai Allah SWT. c. Ajaran yang digunakan untuk melaksanakan aqidah dalam mencapai cita-cita /tujuan tersebut: Agama Islam adalah agama Allah sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada ummat manusia sepanjang masa dan menjamin kesejahteraan hidup materil dan sprituil, duniawi dan ukhrawi.
Fungsi aqidah dalam persoalan Keyakinan dan Cita-cita hidup adalah sebagai sumber yang menentukan bentuk keyakinan dan cita-cita hidup itu sendiri. Berdasarkan Islam, artinya ialah Islam sebagai sumber ajaran yang menentukan keyakinan dan cita-cita hidupnya. Ajaran Islam, yang inti ajarannya berupa kepercayaan tauhid membentuk keyakinan dan cita-cita hidup. Bahwa hidup manusia di dunia ini semata-mata hanyalah untuk beribadah kepada Allah SWT, demi untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. Hidup beribadah menurut ajaran Islam, ialah hidup bertaqarrub kepada Allah SWT, dengan menu-naikan amanah-Nya serta mematuhi ketentuan-ketentuan yang menjadi peraturan-Nya guna mendapatkan keridhaan-Nya. Amanah Allah yang menentukan fungsi dan misi manusia dalam hidupnya di dunia, ialah manusia sebagai hamba Allah dan khalifah (pengganti)Nya yang bertugas mengatur dan membangun dunia serta menciptakan dan memelihara keamanan dan ketertibannya untuk memakmurkannya.
Fungsi cita-cita/tujuan dalam persoalan Keyakinan dan cita-cita hidup ialah sebagai kelanjutan/konsekuensi dari Aqidah. Hidup yang beraqidah Islam, tidak bisa lain kecuali menimbulkan kesadaran pendirian, bahwa cita-cita/tujuan yang akan dicapai dalam hidupnya di dunia, ialah terwujudnya tata-kehidupan masyarakat yang baik, guna mewujudkan kemak-muran dunia dalam rangka ibadahnya kepada Allah SWT. Dalam hubungan ini, Muhammadiyah telah mene-gaskan cita-cita/tujuan perjuangannya dengan: sehingga terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur, yang diridhai Allah SWT. (AD PS.3) Bagaimana bentuk/wujud masyarakat uatama yang adil dan makmur, yang diridhai Allah SWT yang dimaksud itu, harus dirumuskan dalam satu konsepsi yang jelas, gamblang dan menyeluruh.
Berdasarkan keyakinan dan cita-cita hidup yang beraqidah Islam dan dikuatkan oleh hasil penyelidikan secara ilmiah, historis dan sosiologis, Muhammadiyah berkeyakinan, bahwa ajaran yang dapat untuk melaksanakan hidup yang sesuai dengan Aqidahnya dalam mencapai cita-cita/tujuan hidup dan perjuangannya sebagaimana dimaksud, hanyalah ajaran Islam. Untuk itu sangat diperlukan adanya rumusan secara kongkrit, sistematis dan menyeluruh tentang konsepsi ajaran Islam yang meliputi seluruh aspek hidup dan kehidupan manusia/masyarakat, sebagai isi dari pada masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah yang persoalan-persoalan pokoknya telah diuraikan dengan singkat di atas, adalah dibentuk/ditentukan oleh pengertian dan fahamnya mengenai agama Islam. Agama Islam adalah sumber keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah, Maka dari itu, faham agama bagi Muhammadiyah dalah merupakan persoalan yang essensial bagi adanya keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah.

Saran Terhadap Matan Keyakinan Dan Cita  Cita Hidup Muhammadiyah
Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah seperti yang telah dijelaskan diatas merupakan suatu rumusan yang telah disetujui oleh orang-orang yang juga telah diakui kredibilitasnya dalam Keputusan Tanwir Tahun 1969 di Ponorogo.
Maka dari itu isinyapun tidak perlu diragukan lagi, namun seperti apa kata pepatah pasti tidak ada gading yang tak retak apalagi mengenai sesuatu yang diciptakan manusia pastilah tidak ada yang sempurna.
Untuk keseluruhan isinya dipastikan tidak ada yang bertentangan dengan Aqidah Islam karena memang isi-isinya mengambil dari apa yang diajarkan Rasulullah, Namun yang jadi pertanyaan adalah seberapa besar efeknya terhadap kehidupan masyarakat ?Adalah hal mudah saat harus membuat suatu rumusan, tapi bagaimana agar masyarakat mau untuk menjalankan rumusan yang telah disetujui rasanya mesti jadi pemikiran kita bersama-sama setelah membuat suatu rumusan.
Yang terjadi sampai saat ini ialah tidak sedikit pengikut Muhammadiyah yang hafal isi-isi matan tersebut, namun tidak satupun butir-butirnya yang tercermin dalam kehidupan bermasyarakatnya.Maka dari itu mungkin diperlukan suatu anak turunan dari Matan diatas, karena yang saya analisa adalah isi dari matan tersebut terlalu umum dan kurang  menyentuh terhadap kehidupan masyarakat sehingga kurang dirasakan efeknya terhadap kehidupan bermasyarakat.
Diperlukan suatu rumusan yang memang tetap mengacu pada Matan diatas, namun dengan penjelasan yang lebih spesifik dan bisa diterapkan dalam hidup masyarakat sehingga tidak terjadi silang pendapat dalam menjelaskan isi-isi Matan yang telah disetujui diatas.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Matan Keyakinan dan Cita-cita hidup Muhammadiyah adalah suatu sistem paham Organisasi Muhammadiyah dalam memperjuangkan  gerakan untuk mencapai tujuan atau dengan kata lain substansi ideologis yang mengandung paham agama yang fundamental.
Matan keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah merupakan keputusan tanwir pada tahun 1969 di Ponorogo dan Rumusan Matan tersebut telah mendapat perubahan dan perbaikan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah:
Atas kuasa Tanwir tahun 1970 di Yogyakarta;
Disesuaikan dengan Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-41 di Surakarta.
MKCH terbagi menjadi 3 bagian:
Pokok persoalan ideologis sesuai yang termaktub pada poin 1 dan 2 MKCH
Persoalan mengenai faham agama sesuai yang termaktub dalam poin 3 dan 4
Persoalan mengenai fungsi dan misi Muhammadiyah dalam masyarakat NKRI termaktub pada poin 5
Saran
Dari makalah kami yang singkat ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua umumnya kami pribadi. Yang baik datangnya dari Allah, dan yang buruk datangnya dari kami. Dan kami sedar bahwa makalah kami ini jauh dari kata sempurna, masih banyak kesalahan dari berbagai sisi, jadi kami harafkan saran dan kritik nya yang bersifat membangun, untuk perbaikan makalah-makalah selanjutnya.




DAFTAR PUSTAKA

https://pdmjogja.org/visi-misi-muhammadiyah
http://www.muhammadiyah.or.id/id/content-175-det-matan-keyakinan-dan-citacita-hidup.html.
https://mazipanneh.wordpress.com/2011/11/09/matan-keyakinan-dan-cita-cita-hidup-muhammadiyah.

Kepribadian muhammadiyah

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kepribadian Muhammadiyah adalah masuknya pemikiran dan cara-cara politik dalam mengelola dan menggerakan Muhammadiyah setelah Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia) dibubarkan dan orang-orang Muhammadiyah yang berkecimpung di Partai Politik Islam tersebut kembali ke Muhammadiyah. Muhammadiyah sebagai organisasi dan gerakan sosial keagamaan didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan (1868-1923) pada awal abad kedua puluh, tepatnya pada 8 Dzulhijjah 1330 H, bersesuaian dengan tanggal 18 Nopember 1912.
Pendirian organisasi ini, antara lain dipengaruhi oleh gerakan tajdîd (reformasi, pembaruan pemikiran Islam) yang digelorakan oleh Muhammad ibn Abd al-Wahhab (1703-1792) di Arab Saudi, Muhammad „Abduh (1849-1905), Muhammad Rasyîd Ridhâ (1865-1935) di Mesir, dan lain-lain. Masing-masing tokoh tersebut memiliki corak pemikiran yang khas, berbeda satu dengan yang lain.
Jika Muhammad ibn Abd al-Wahhâb menekankan pemurnian akidah, sehingga gerakannya lebih bersifat puritan (purifikasi), maka Muhammad Abduh lebih menekankan pemanfaatan budaya modern dan menempuh jalur pendidikan, dan karena itu, gerakannya lebih bersifat modernis dan populis. Sementara itu, Rasyîd Ridhâ menekankan pentingnya keterikatan pada teks-teks al-Qurân dalam kerangka pemahaman Islam, yang dikenal dengan al-Rujû ilâ al-Qu’ân wa al-Sunnah (kembali kepada al-Qu’an dan al-Sunnah). Oleh karena itu, gerakannya lebih bersifat skriptualis (tekstual), yang kelak menjadi akar fundamentalisme.

Rumusan Masalah
Bagaimana Sejarah Kepribadian Muhammadiyah?
Bagaimana Kepribadian Muhammadiyah?
Bagaimana Hakikat Muhammadiyah?
Apa Dasar Amal Usaha dan Sifat Muhammadiyah?
Apa Pedoman Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah?
Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui Sejarah Kepribadian Muhammadiyah.
Untuk mengetahui Kepribadian Muhammadiyah.
Untuk mengetahui Hakikat Muhammadiyah.
Untuk mengetahui Dasar Amal Usaha dan Sifat Muhammadiyah.
Untuk mengetahui Pedoman Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah.

BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah Dirumuskannya Kepribadian Muhammadiyah
“Kepribadian Muhammadiyah” ini timbul pada waktu Muhammadiyah di pimpin oleh Bapak Kolonel H.M. Yunus Anis, ialah pada periode 1959-1962.
“Kepribadian Muhammadiyah” ini semula berasal dari uraian Bapak H. Fiqih Usman, sewaktu beliau memberikan uraian dalam satu latihan yang diadakan Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta. Pada saat itu almarhum KH. Fiqih Usman menjelaskan bahasan yang berjudul: “Apa Sih Muhammadiyah Itu?” Kemudian oleh Pimpinan Pusat dimusyawarahkan Bersama-sama pimpinan Muhammadiyah Wilayah Jawa Timur (HM. Saleh Ibrahim), Jawa Tengah (R. Darsono) dan Jawa Barat (H. Adang Afandi). Sesudah itu disempurnakan oleh satu tim yang antara lain terdiri dari: KH. Moh. Wardan, kemudian turut membahas pula Prof. H. Kasman Singodimejo SH. Disamping pembawa prakarsa sendiri KH. Fiqih Usman. (Haedar Nashir: 2006: 104)
Selanjutnya setelah mendapat perbaikan seperlunya, hasil kerja tim tersebut dibawa ke Muktamar Muhammadiyah Setengah Abad (Muktamar Ke-35) di Jakarta. Muktamar dapat menerima rumusan materi “Kepribadian Muhammadiyah” tersebut dengan ketentuan perlu penyempurnaan oleh PP Muhammadiyah. Sejak saat itu rumusan resmi dan sah menjadi “Kepribadian Muhammadiyah”.
Materi “kepribadian Muhmmadiyah” saat itu memang sudah sangat mendesak untuk segera dirumuskan, sebab Muhammadiyah yang semakin besar perlu adanya kejelasan tentang apa dan bagaimana sesungguhnya Muhammadiyah itu. Dengan demikian pimpinan dan anggota-anggota Muhammadiyah yang tersebar di seluruh Indonesia mempunyai pegangan yang kongkrit.
Tetapi juga perlu disusun materi “Kepribadian Muhammadiyah”, karena situasi tanah air ketika itu menghendaki yang demikian. Situasi politik negara sekitar tahun 1962 makin panas. Dekrit “kembali ke UUD 1945” dikeluarkan oleh Bung Karno tahun 1959. Paham Nasakom dipaksakan, dan Pancasila yang terdiri dari 5 sila diperas-peras sehingga tinggal satu sila, yaitu gotong royong.
Dengan Nasakonm, PKI (Partai Komunis Indonesia) yang menjadi salah satu golongan pendukung Nasakom menghirup udara segar untuk tumbuh makin kokoh posisinya. Sebaliknya golongan yang anti Nasakom seperti Masyumi dan PSI dihancurkan. Bahkan organisasi-organisasi yang dikenal dekat dengan Masyumi seperti Muhammadiyah dan lain-lain tidak luput dari incaran PKI untuk pada suatu saat tiba gilirannya dibantai. Karena adanya situasi yang demikian inilah, dirasakan sangat perlu Muhammadiyah segera menjelaskan tentang siapa sesungguhnya Muhammadiyah. Ilustrasi tentang apa dan siapa Muhammadiyah secara total diuraikan dalam materi “Kepribadian Muhammadiyah”. (Khozim dan Syaukani, 2000: 155 -156)

Kepribadian Muhammadiyah
Sesungguhnya kepribadian Muhammadiyah itu merupakan ungkapan dari kepribadian yang memang sudah ada pada Muhammadiyah sejak lama berdiri. KH. Faqih Usman pada saat itu hanyalah mengkonstantir, -meng-idhar-kan apa yang telah ada; jadi bukan merupakan hal-hal yang baru dalam Muhammadiyah. Adapun mereka yang menganggap bahwa Kepribadian Muhammadiyah sebagai perkara yang baru, hanyalah karena mereka mendapati Muhammadiyah sudah tidak dalam keadaan yang sebenarnya. K.H. Faqih Usman sebagai seorang yang telah sejak lama berkecimpung dalam Muhammadiyah, sudah benar-benar memahami apa sesungguhnya sifat-sifat khusus (ciri-ciri khas) Muhammadiyah itu. Karena itu kepada mereka yang berlaku tidak sewajarnya dalam Muhammadiyah, beliaupun dapat memahami dengan jelas. Yang benar-benar dirasakan oleh almarhum ialah bahwa Muhammadiyah adalah Gerakan Islam, berdasar Islam, menuju terwujudnya masayarakat utama, adil dan makmur yang diridhai Allah Subhanahu wata‟ala, bukan dengan jalan politik, bukan dengan jalan ketatanegaraan, melainkan dengan melalui pembentukan masyarakat, tanpa memperdilikan bagamana struktur politik yang manguasainya; sejak zaman Belanda, zaman militerisme Jepang, dan samapai zaman kemerdekaan Republik Indonesia. ( Haedar Nashir : 2006 : 105 )
Muhammadiyah tidak buta politik, tidak takut politik, tetapi Muhammadiyah bukan organisasi politik. Muhammadiyah tidak mencampuri soal-soal politik, tetapi apabila soal-soal politik masuk dalam Muhammadiyah, ataupun soal-soal politik mendesak-desak urusan Agama Islam, maka Muhammadiyah akan bertindak menurut kemampuan, cara dan irama Muhammadiyah sendiri. Sejak partai politik Islam Masyumi dibubarkan oleh presiden Sukarno, maka warga Muhammadiyah yang selama ini berjuang dalam medan politik praktis, mereka masuk kembali dalam Muhammadiyah. Namun karena sudah terbiasa dengan perjuangan cara politik, maka dalam mereka berjuang dana beramal dalam Muhammadiyah pun masih membawa cara dana nada politik cara partai. Oleh almarhum K.H. Faqih Usman dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada saat itu, cara-cara demikian dirasakan sebagai cara yang dapat merusak nada dan irama Muhammadiyah. Muhammadiyah telah mempunyai cara perjuangan yang khas. Muhammadiyah bergerak bukan untuk “Muhammadiyah‟ sebagai golongan.
Muhammadiyah bergerak dan berjuang untuk tegaknya Islam, untuk kemenangan kalimah Allah, untuk terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah Subhanahu wata‟ala. Hanya saja Islam yang digerakkan oleh Muhammadiyah adalah Islam yang sajadah, Islam yang lugas (apa adanya), Islam yang menurut Al-Quran dan Sunnah Rasulullah saw; dana menjalankannya dengan menggunakan akal pikirannya yang sesuai dengan ruh Islam. ( Haedar Nashir : 2006:106 )

Hakikat Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah persyarikatan gerakan islam. Sebagai suatu gerakan, Muhammadiyah selalu bergerak maju dengan mengemban dua misi:
Menyebarluaskan cita-cita Muhammadiyah ke seluruh masyarakat Indonesia.
Menyebarluaskan organisasi Muhammadiyah ke seluruh wilayah nusantara Maksud gerak Muhammadiyah adalah dakwah islam, amar makruf nahi mungkar yang meliputi 2 bidan:
Bidang perorangan terdiri dari dua kelompok:
Orang yang telah memeluk agama islam Kepada orang yang telah memeluk agama Islam, sifat dakwah yang dilancarkan oleh Muhammadiyah yaitu pembaruan sebagai usaha untuk pemurnian agama islam yang telah mereka anut, sehingga keislaman mereka benar-benar murni sebagai mana disebutkan dalam al-Quran dan al-Hadis al-Shahih. Adapun pemurnian ini meliputi aqidah, ibadah, dan akhlak.
Kepada kelompok orang yang belum memeluk agama islam Sifat dakwah yang dilakukan oleh Muhammadiyah adalah Seruyan dan ajakan disertai dengan berbagai alasan dan penjelasan yang penuh kebijaksanaan, sehingga atas kemauan sendiri menyadari, bahwa satu-satunya jalan keselamatan hidup baik di dunia maupun di akhirat ialah dengan memeluk agama islam
Bidang masyarakat Dakwah yang dilakukan oleh Muhammadiyah kepada masyarakat (bukan perseorangan) ialah berupa bimbingan, perbaikan, dan pengertian, semata-mata untuk kemaslahatan masyarakat itu sendiri. Lebih dari itu Muhammadiyah juga meyakinkan kepada masyarakat, bahwa kemaslahatan mereka hanya akan dapat dicapai apabila mereka melaksanakan petunjuk-petunjuk Allah sebagai pedoman dalam segala segi kehidupan. ( Khozim dan Syaukani , 2000 : 160 -161)

Dasar Amal Usaha dan Sifat Muhammadiyah
Dasar Amal Usaha Muhammadiyah
Dalam perjuangan melaksanakan usahanya menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, Muhammadiyah merumuskan prinsip-prinsip dasar segala gerak dan amal usaha yang tersimpul dalam Muqaddimah Anggaran Dasar berikut ini:
Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah dan taat kepada Allah swt.
Hidup manusia bermasyarakat.
Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam dengan keyakinan bahwa ajaran Islam itu satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia akhirat.
Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat adalah kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan ikhsan kepada kemanusiaan.
Ittiba’ kepada langkah perjuangan Nabi Muhammad saw.
Melancarkan amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi. (Haedar Nasyir, 2006: 102)
Dengan prinsip-prinsip dasar tersebut maka, apapun yang diusahakan termasuk cara-cara atau sistem perjuangannya, Muhammadiyah berpedoman:
“Berpegang teguh akan ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak membangun di segala bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang dirihai Allah.”
Sifat Muhammadiyah
Beramal dan Berjuang Untuk Perdamaian dan Kesejahteraan
Dengan sifat ini, Muhammadiyah tidak boleh mencela dan mendengki golongan lain. Sebaliknya, Muhammadiyah harus tabah menghadapi celaan dan kedengkian golongan lain tanpa mengabaikan hak untuk membela diri kalau perlu, dan itu pun harus dilakukan secara baik tanpa dipengaruhi perasaan aneh.
Memperbanyak Kawan dari Mengamalkan Ukhuwah lslamiyah
Setiap warga Muhammadiyah, siapa pun orangnya, termasuk para pemimpin dan da'inya, harus memegang teguh sifat ini. Dalam rangka untuk "Memperbanyak Kawan dan Mengamalkan Ukhuwah Islamiyah". Inilah, pada umumnya ceramah atau kegiatan dakwah lainnya yang dilancarkan oleh dai-da'i Muhammadiyah memakai gaya "sejuk penuh senyum", bukan dakwah yang agitatif menebar kebencian kesana kemari. Di kalangan Muhammadiyah di Surakarta terkenal semboyan "Jiniwit Katut". Jiniwit artinya dijiwit (dicubit), tetapi justru lama-lama orang yang njiwit akan katut atau terpiat oleh Muhammadiyah yang selalu bertingkah simpatik kepada siapa pun. Dan tampaknya sifat inilah salah satu rahasia, mengapa Muhammadiyah terus berkembang makin mengakar dalam masyarakat.
Lapang Dada, Luas Pandang dan Dengan Memegang Teguh Ajaran Islam
Lapang dada atau toleransi adalah satu keharusan bagi siapapun yang hidup dalam masyarakat, apalagi hidup dalam masyarakat yang majemuk seperti masyarakat Indonesia. Tanpa adanya lapang dada, kehidupan akan goncang. Dan prinsip "Memperbanyak Kawan" tentu berubah menjadi "Memperbanyak Musuh".  Namun bagaimana, pun dalam berlapang dada, kita tidak boleh kehilangan identitas sebagai warga Muhammadiyah yang harus tetap memegang teguh ajaran Islam. Dengan demikian, bebas tetapi tetap terkendali.
Bersifat Keagamaan Dan Kemasyarakatan
Sifat "Keagamaan dan kemasyarakatan" sudah merupakan sifat Muhammadiyh sejak lahir. Karena ini sifat yang tidak mungkin terlepas dari jiwa dan raga Muhammadiyah. Mengapa? Muhammadiyah sejak lahir mengemban misi agama, sedang agama diturunkan oleh Allah melalui para Nabi-Nya juga untuk masyarakat, yakni untuk memperbaiki masyarakat. Masyarakat adalah "lahan" bagi segala aktivitas perjuangan Muhammadiyah. Dua sifat ini, yakni keagamaan dan kemasyarakatan, tidak boleh berdiri sendiri-sendiri. Harus berjalin berkelindan. Karena itu, Muhammadiyah bukan gerakan sosial semata-mata, dan bukan juga gerakan keagamaan semata-mata. Muhammadiyah adalah gerakan kedua-duanya, ya keagamaan ya kemasyarakatan. Tetapi Muhammadiyah juga bukan gerakan politik, sebab kalau gerakan politik, tercermin dalam berbagai amal usaha yang telah tertekuninya selama ini.
Mengindahkan, segala Hukum, Undang-undang Serta dan Falsafah Negara Yang Sah
Muhammadiyah sebagai satu organisasi, mempunyai sejumlah anggota. Anggota ini adalah warga negara dari suatu negara hukum. Hukum negara mempunyai kekuatan mengikat bagi segenap warga negaranya. Ini adalah kenyataan. Karena itu, Muhammadiyah mengindahkan semua itu.
Amar Maruf Nahi Munkar Dalam Segala Lapangan Serta Menjadi Contoh Teladan Yang Baik
Salah satu kewajiban tiap muslim ialah beramar ma'ruf dan bernahi munkar, yakni menyuruh berbuat baik dan mencegah kemunkaran. Yang dimaksud kemunkaran ialah semua kejahatan yang merusak dan menjijikkan dalam kehidupan manusia. Tanpa adanya amar ma'ruf dan nahi munkar, tidak akan kebaikan dapat ditegakkan, dan tidak akan kejahatan dapat diberantas. Untuk itu, Muhammadiyah harus sanggup menjadi suri teladan dalam kegiatan ini, baik ke dalam tubuh sendiri ataupun ke luar, ke tengah-tengah masyarakat ramai, dengan penuh kebijaksanaan dan pendekatan yang simpatik.Amar ma'ruf nahi munkar, bagaimanapun harus kita lakukan dengan cara yang baik, sebab kalau tidak begitu, adalah Machiavellisme namanya.
Aktif Dalam Perkembangan Masyarakat Dengan Maksud islab dan Pembangunan Sesuai Dengan Ajaran Islam
Kapan pun dan dimana pun Muhammadiyah memang harus selalu aktif dalam perkembangan masyarakat, sebab tanpa begitu, Muhammadiyah akan kehilangan peran dan akan ketinggalan oleh sejarah. Tetapi keaktifan Muhammadiyah dalam perkembangan masyarakat, tidak berarti sekedar ikut arus perkembangan masyarakat, Muhammadiyah adalah kekuatan ishlah dan pembangunan sesuai dengan ajaran.
Kerjasama Dengan Golongan Lain Mana Pun
Dalam Usaha Menyiarkan Dan Mengamalkan Ajaran Islam Serta Membela Kepentingannya Menyiarkan Islam, mengamalkan dan membela kepentingan Islam, bukan hanya tugas Muhammadiyah, tetapi juga tugas semua umat Islam. Karena itu, Muhammadiyah perlu menjalin kerjasama dengan semua golongan umat Islam. Tanpa kerjasama ini, tidak mudah kita melaksanakan tugas yang berat ini.
Membantu Pemerintah Serta Kerjasama Dengan Golongan Lain Dalam Memelihara Negara dan Membangunnya, Untuk Mencapai Masyarakat Yang Adil dan Makmur Yang Diridhai "Negara Indonesia adalah memiliki semua warga negaranya, termasuk warga Muhammadiyah. Adalah suatu keharusan dijalinnya kerjasama di antara semua unsur pemilik negara, untuk membangun Negara dan bangsa menuju tercapainya masyarakat yang adil dan makmur yang diridhai Allah. Muhammadiyah kemakmuran masyarakat ini, sebab kemakmuran mempersubur iman dan takwa, sedang kemelaratan mempersubur kriminalitas sosial dan kekufuran. Bukankah telah disabdakan oleh Nabi kita, "kada al-faqru ayyakuna kufran" (Kekafiran itu dapat menyebabkan kekufuran).
Bersifat Adil Serta Korektif Ke Dalam dan Keluar, Dengan Bijaksana
Dengan sifat adil dan korektif, Muhammadiyah tidak senang melihat sesuatu yang tidak semestinya, dan ingin mengubahnya dengan yang lebih tepat dan lebih baik, meskipun mengenai diri sendiri. Jadi Muhammadiyah tidak tinggal diam saja dan taqlid. Tetapi koreksi pada diri sendiri dan ke luar ini tidak boleh dilakukan dengan sembarangan, melainkan harus dengan adil dan bijaksana. Kesalahan adalah kesalahan, sekalipun ada pada orang atau golongan lain. Bukan sifat Muhammadiyah tetap bersikukuh membela suatu hal, padahal misalnya jelas-jelas yang dibelanya itu salah atau tidak baik. (Djindar dan Djarnawi, tanpa tahun: 48 - 54)
Pedoman Amal Usaha Dan Perjuangan Muhammadiyah
Dari segi taktik perjuangan sering orang berpendirian bahwa tidak mengapa kita bertindak menyalahi peraturan bahkan tidak mengapa kita bertindak yang tidak sesuai dengan ajaran islam, asal dengan maksud untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Kadang-kadang orang sampai berpendapat bahwa tiada celanya berbuat sesuatu yang menyeleweng dari hukum agama, asal hanya untuk siasat belaka.
Hukum dan ajaran agama islam wajib dipegang teguh dan dijunjung tinggi. Tujuan yang baik harus dicapai dengan jalan serta cara yang baik pula. Cita-cita yang diridhoi Allah harus dicapai dengan cara serta usaha yang baik pula. Dalam hal ini Rasullah pernah bersabda “man amara bil ma’ruf falyakun amruhu bana’ruf” yang artinya: “siapa menyuruh berbuat baik hendaklah dengan cara yang baik pula”.
Orang Muhammadiyah berjuang tidak sekedar mencari berhasilnya tujuan saja, tetapi di samping itu juga dengan maksud beribadah,berbakti kepada Allah dan berjasa kepada kemanusiaan.Muhammadiyah berjuang dengan keyakinan bahwa kemenangan ada ditangan Allah, dan itu akan di anugerahkan kepada siapa yang bersungguh-sungguh berjuang dengan cara yang diridhoi Allah atau dengan cara yang adil dan jujur ( Djindar dan Djarnawi, tanpa tahun : 47 )
Menilik dasar prinsip tersebut di atas, maka apapun yang diusahakan dan bagaimana pun cara perjuangan Muhammadiyah untuk mencapai tujuan tunggalnya harus berpedoman: “Berpegang teguh akan ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak membangun disegenap bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridlai Allah. (Khozim dan Syaukani , 2000 : 158)  Hukum dan ajaran Islam wajib di pegang teguh dan di junjung tinggi. Tujuan yang baik harus dicapai dengan cara yang baik pula. Cita-cta yang diridhoi Allah harus dicapai dengan cara serta usaha yang diridhai Allah jua.
Dalam hal ini Rosulullah pernah bersabda: “Siapa menyuruh berbuat baik hendaklah dengan cara yang baik pula”.
Muhammadiyah berjuang tidak sekedar mencari berhasilnya tujuan semata-mata, tetapi disamping itu juga dengan maksud beribadah, berbakti kepada Allah dan berjasa kepada kemanusiaan. Muhammadiyah berjuang dengan keyakinan bahwa kemenangan ada ditangan Allah, dan itu akan dianugrahkan kepada siapa yang bersungguh-sungguh berjuang dengan cara yang adil dan jujur.

BAB III
PEUNUTUP

Kesimpulan
Kepribadian Muhammadiyah” ini timbul pada waktu Muhammadiyah
Di pimpin oleh Bapak Kolonel H.M. Yunus Anis, ialah pada periode 1959-1962.
“Kepribadian Muhammadiyah” ini semula berasal dari uraian Bapak H. Fiqih Usman, sewaktu beliau memberikan uraian dalam satu latihan yang diadakan Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta. Pada saat itu almarhum KH.    Muhammadiyah tidak buta politik, tidak takut politik, tetapi Muhammadiyah bukan organisasi politik. Muhammadiyah tidak mencampuri soal-soal politik, tetapi apabila soal-soal politik masuk dalam Muhammadiyah, ataupun soal-soal politik mendesak-desak urusan Agama Islam, maka Muhammadiyah akan bertindak menurut kemampuan, cara dan irama Muhammadiyah sendiri

Saran
Dari makalah kami yang singkat ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua umumnya kami pribadi. Yang baik datangnya dari Allah, dan yang buruk datangnya dari kami. Dan kami sedar bahwa makalah kami ini jauh dari kata sempurna, masih banyak kesalahan dari berbagai sisi, jadi kami harafkan saran dan kritik nya yang bersifat membangun, untuk perbaikan makalah-makalah selanjutnya.





DAFTAR PUSTAKA
http://suryaramadan.wordpress.com/2014/05/21/makalah-kepribadian-muhammadiyah/
Khozin dan Syaukani. 2000. Pembaruan Islam Konsep, Pemikiran, dan Gerakan. Yokyakarta: UMM Press.
Nashir, Haedar. 2006. Meneguhkan Ideologi Gerakan Muhammadiyah. Yokyakarta: UMM Press.
Tamimy, Djindar dan Djarnawi Hadikusuma. Penjelasan Anggaran Dasar dan Kepribadian Muhammadiyah. Yogyakarta: P.T Persatuan.

Jumat, 21 Desember 2018

Makalah stres

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai orang yang mengalami stres. Stres tersebut tidak hanya dalam kehidupan sosial  ekonominya saja  tetapi juga dalam bekerja. Pekerjaan yang terlalu suit serta keadaan sekitar yang penat juga dapat menyebabkan stres dalam bekerja. Banyak orang yang tidak menyadari gejala timbulnya stres tersebut dalam kehidupannya, padahal apabila kita mengetahui lebih awal mengenai gejala stres tersebut kita dapat mencegahnya. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan maksud agar terjaminnya keamanan dan kenyamanan dalam bekerja. Apabila seseorang yang mengalami stres melakukan pekerjaan itu malah akan mengganggu kestabilan dalam bekerja.
Di dalam dunia pekerjaan stres merupakan salah satu faktor yang menyebabkan menurunnya kualitas kerja yang di miliki seseorang dalam melakukan pekerjaan nya. Lingkungan kerja yang tidak kondusif juga dapat mendorong terjadinya Stressor kerja, Stressor kerja merupakan segala kondisi pekerjaan  yang di persepsikan karyawan sebagai suatu tuntutan yang dapat menimbulkan stress dalam kerja.Lingkungan organisasi sebagai penyebab Stressor juga sudah di kemukakan oleh para ahli, salah satunya adalah Morgan dan King. Menurut Morgan dan King (Khaerul Umam, 2010: 203) stress adalah keadaan yang bersifat internal, yang bisa disebabkan oleh tuntutan fisik (badan) atau lingkungan, dan situasi sosial, yang berpotensi merusak dan tidak terkontrol. Stress kerja berdampak buruk bagi lingkungan perusahaan karena dapat mengganggu produktivitas kerja perusahaan dan merugikan diri karyawan itu sendiri.
Sesuatu hal dapat terjadi pada setiap orang, baik hal yang buruk ataupun baik, seperti kondisi stress atau peningkatan kesehatan. Pemahaman tentang stress dan akibatnya sangatlah penting bagi upaya pengobatan dan pencegahan stress itu sendiri. Setiap orang mengalami sesuatu yang disebutstress sepanjang kehidupannya. Masalah stress sering dihubungkan dengankehidupan modern dan sepertinya kehidupan modern merupakan sumber  bermacam gangguan stress. Para ahli telah banyak meneliti masalah stress,terutama yang bertalian dengan situasi dan kondisi hidup.
Stres dapat memberikan stimulus terhadap perkembang dan pertumbuhan, dan dalam hal ini stress adalah hal positif dan diperlukan. Namun demikian, terlalu banyak stress dapat menimbulkan gangguan-gangguan seperti, penyesuaian yang buruk, penyakit fisik danketidakmampuan untuk mengatasi atau koping terhadap masalah. Sejumlah penelitian yang telah dilakukan menunjukan adanya suatu hubungan antara peristiwa kehidupan yang menegangkan atau penuh stress dengan berbagaikelainan fisikdan psikiatrik (Yatkin & Labban, 1992).
Claude Bernand, tahun 1867, adalah satu dari ahli fisiologi pertamayang mengenali konsekuensi stress. Ia menyatakan perubahan dalamlingkungan internal dan eksternal dapat mengganggu fungsi suatu organnismedan hal ini penting bagi organisme untuk mengadaptasi stressor sehinggaorganisme tersebut dapat bertahan. Walter Cannon, tahun 1920, menyelidikirespons fisiologis terhadap rangsangan emosional dan penekanan fungsi adaptif dari reaksi ‘melawan atau lari’ (fight or flight). Cannon jugamenunjukan bahwa respon ini adalah hasil dari pengaruh emosional padatubuh dan bahwa respon selanjutnya adalah adaptif dan fisiologis (Robinson,1990).

Rumusan Masalah
Apa Pengertian stress?
Bagaimana Koping atau Cara Mengatasinya?
Apa Jenis-Jenis Stres dan Reaksi Stres?
Apa Dampak Negatif Stress?
Apa Pendekatan Organisasi dalam Mengelola Stress Kerja?



Tujuan Penelitian
Untuk Memahami Pengertia Stres
Untuk Memahami Koping atau Cara Mengatasinya
Untuk Memahami Jenis Stres dan Reaksi Stres
Untuk Memahami Dampak Negatif Stress
Untuk Memahami Pendekatan Organisasi dalam Mengelola Stress Kerja.

Batasan Masalah
Agar pembuatan makalah dapat dilakukan dengan fokus, sempurna, dan lebih jelas maka penulis membahas tentang disiplin, oleh sebab itu penulis membatasi diri hanya berkaitan dengan manajemen Sumber Daya Manusia dalam Kedisiplinan. Pentingnya mengelola Sumber Daya Manusia senantiasa berorientasi terhadap visi, misi, tujuan dan sasaran oreganisasi dimana dia berada didalamnya.














\



BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Stres
Sebelum membahas pengertian stress, kita akan memahami tiga komponen stress, yaitu stressor, prose(interaksi) dan respon stress. Stresol adalah situasi atau stimulus yang mengancam kesejahteraan individu.Respons stress adalah reaksi yang muncul,sedangkan proses stress merupakan mekanisme interaktif yang dimulai dari datangnya stressor sampai munculnya respons stress. Melalui pendekatan respon stress timbulnya stress, pengertian stress dihubungkan dengan adanya peristiwa yang menekan sehingga seseorang dalam keadaan tidak berdaya akan menimbulkan dampak negatif, misalnya pusing,tekanan darah tinggi, mudah marah, sedih, sulit berkonsentrasi, nafsu makan bertamah, sulit tidur, atau merokok terus. Pendekatan kedua, definisi stress dihubungkan dari sisi stressor (sumber stress). Stress dalam hal ini digambarkan sebagai kekuatan yang menimbulkan tekanan-tekanan dalam diri stress dalam pendekatan ini muncul jika tekanan yang dihadapi melalui batas optimum. Pendekatan ketiga adalah pendekatan interaksionis yang menitikberatkan definisi stressdengan adanya transaksi antara tekanan dari luar dengan karakteristik individu,yang menentukan apakah tekanan tersebut menimbulkan stress atau tidak.
Pendapat lain,Clonninger (1996) mengemukakan stress adalah keadaan yang membuat tegang yang terjadi ketika seseorang mendapatkan masalah atau tantangan dan belum mempunyai jalan keluarnya atau banyak pikiran yang memgganggu seseorang terhadap sesuatu yang akan dilakukannya. Ahli lain, Kendall dan Hammen (1998) menyatakan stress dapat terjadi pada individu ketika terdapat ketidakseimbangan antara situasi yang menuntut dengan perasaan individu atas kemampuannya untuk bertemu dengan tuntutan-tuntutan tersebut.situasi yang menuntut tersebut dipandang sebagai beban atau melebihi kemampuan individu untuk mengatasinya. Ketika individu tidak dapat menyelesai8kan atau mengatasi stress dengan efektif maka stress tersebut erpotensi untuk menyebabkn gangguan psikologislainnya seperti post-traumatic stress disorder. Lain halnya dengan pendapat Kartono dan Gulo  (2000) yang mendefinisikan stress sebagai berikut:
Suatu stimulus yang menegangkan kapasitas-kapasitas (daya) psikologis atau fisiologis organism.
Sejenis frustasi,dengan aktivitas yang terarah pada pencapaian tujuan telah terganggu atau dipersukar,tetapi tidak terhalang-halangi.Peristiwa ini biasanya disertai oleh perasaan was-was khawatirdalam pencapaian tujuan.
Kekuatan yang diterapkan pada suatu system tekanan-tekanan fisik atau psikologisyang dikenakan pada tubuh dan pribadi.
Suatu kondisi ketegangan fisik atau psikologis disebabkan oleh adanya persepsi ketakutan dan kecemasan.

Koping atau Cara Mengatasinya
Koping merupakan cara-cara yang digunakan oleh indifidu unyuk menghadapi situasi yang menekan.Oleh karena itu meskipun koping menjadi bagian dari penyesuaian diri,namun koping merupakan istilah yang khusus digunakan untuk menunjukkan reaksi individu ketika menghadapi tekanan/stress. Ada berbagai macam koping.Pendapat berbagai tokoh pun beragam.Ada yang menyebutkan istilah koping hanya untuk cara-cara mengatasi persoalan yang sifatnya positif.Namun ada juga yang melihat koping sebagai istilah yang netral. Koping yang negatif menimbulkan berbagai persoalan baru di kemudian hari,bahkan sangat mungkin memunculkan berbagai gangguan pada diri individu yang bersangkutan.Sebaliknya koping yang positif menjadikan individu semakin matang,dewasa dan bahagia dalam menjalani kehidupannya.
Ada berbagai cara untuk mengatasi stress. Kalau akibat stres telah mempengaruhi fisik,dan bahkan menimbulkan penyakit tertentu,peranan obat/medikasi biasanya diperlukan.namun obat itu sendiri kurang efektif untuk mengatasi stress dalam jangka panjang.Ada efek negatif bila menggunakan obat terus menerus.Disamping obat-obat tertentu membutuhkan biaya yang mahal,obat juga bias mengakibatkan ketergantungan dan bahkan membuat orang tertentu kebal terhadap obat tertentu.Untuk mencegah dan mengatasi stres agar tidak sampai ke tahap yang paling berat, maka dapat dilakukan dengan cara:
Istirahat dan Tidur
Istirahat dan tidur merupakan obat yang baik dalam mengatasi stres karena dengan istirahat dan tidur yang cukup akan memulihkan keadaan tubuh. Tidur yang cukup akan memberikan kegairahan dalam hidup dan memperbaiki sel-sel yang rusak
Olah Raga atau Latihan Teratur
Olah raga dan latihan teratur adalah salah satu cara untuk meningkatkan daya tahan dan kekebalan fisik maupun mental. Olah raga dapat dilakukan dengan cara jalan pagi, lari pagi minimal dua kali seminggu dan tidak perlu lama-lama yang penting menghasilkan keringat setelah itu mandi dengan air hangat untuk memulihkan kebugaran.
Berhenti Merokok
Berhenti merokok adalah bagian dari cara menanggulangi stres karena dapat meningkatkan ststus kesehatan dan mempertahankan ketahanan dan kekebalan tubuh.
Tidak Mengkonsumsi Minuman Keras
Minuman keras merupakan faktor pencetus yang dapat mengakibatkan terjadinya stres. Dengan tidak mengkonsumsi minuman keras, kekebalan dan ketahanan tubuh akan semakin baik, segala penyakit dapat dihindari karena minuman keras banyak mengandung alkohol.
Pengaturan Berat Badan
Peningkatan berat badan merupakan faktor yang dapat menyebabkan timbulnya stres karena mudah menurunkan daya tahan tubuh terhadap stres. Keadaan tubuh yang seimbang akan meningkatkan ketahanan dan kekebalan tubuh terhadap stres.

Pengaturan Waktu
Pengaturan waktu merupakan cara yang tepat dalam mengurangi dan menanggulangi stres. Dengan pengaturan waktu segala pekerjaaan yang dapat menimbulkan kelelahan fisik dapat dihindari. Pengaturan waktu dapat dilakukan dengan cara menggunakan waktu secara efektif dan efisien serta melihat aspek prokdutivitas waktu. Seperti menggunakan waktu untuk menghasilkan sesuatu dan jangan biarkan waktu berlalu tanpa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.
Terapi Psikofarmaka
Terapi ini dengan menggunakan obat-obatan dalam mengalami stres yang dialami dengan cara memutuskan jaringan antara psiko neuro dan imunologi sehingga stresor psikososial yang dialami tidak mempengaruhi fungsi kognitif afektif atau psikomotor yang dapat mengganggu organ tubuh yang lain. Obat-obatan yang digunakan biasanya digunakan adalah anti cemas dan anti depresi.
Terapi Somatik
Terapi ini hanya dilakukan pada gejala yang ditimbulkan akibat stres yang dialami sehingga diharapkan tidak dapat mengganggu sistem tubuh yang lain.
Psikoterapi
Terapi ini dengan menggunakan teknik psikologis yang disesuaikan dengan kebutuhan seseorang. Terapi ini dapat meliputi psikoterapi suportif dan psikoterapi redukatif di mana psikoterapi suportif memberikan motivasi atau dukungan agar pasien mengalami percaya diri, sedangkan psikoterapi redukatif dilakukan dengan memberikan pendidikan secara berulang. Selain itu ada psikoterapi rekonstruktif, psikoterapi kognitif dan lain-lain.
Terapi Psikoreligius
Terapi ini dengan menggunakan pendekatan agama dalam mengatasi permasalahan psikologis mengingat dalam mengatasi permasalahn psikologis mengingat dalam mengatasi atau mempertahankan kehidupan seseorang harus sehat secara fisik, psikis, sosial, dan sehat spiritual sehingga stres yang dialami dapat diatasi.
Homeostatis
Merupakan suatu keadaan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dalam menghadapi kondisi yang dialaminya. Proses homeostatis ini dapat terjadi apabila tubuh mengalami stres yang ada sehingga tubuh secara alamiah akan melakukan mekanisme pertahanan diri untuk menjaga kondisi yang seimbang, atau juga dapat dikatakan bahwa homeostatis adalah suatu proses perubahaan yang terus menerus untuk memelihara stabilitas dan beradaptasi terhadap kondisi lingkungan sekitarnya.
Homeostatis yang terdapat dalam tubuh manusia dapat dikendalikan oleh suatu sistemendokrin dan syaraf otonom. Secara alamiah proses homeostatis dapat terjadi dalam tubuh manusia. Dalam mempelajari cara tubuh melakukan proses homeostatis ini dapat melalui empat cara di antaranya:
Self regulation di mana sistem ini terjadi secara otomatis pada orang yang sehat sepertidalam pengaturan proses sistem fisiologis tubuh manusia.
Berkompensasi yaitu tubuh akan cenderung bereaksi terhadap ketidak normalan dalam tubuh.
Dengan cara sistem umpan balik negatif, proses ini merupakan penyimpangan dari keadaan normal segera dirasakan dan diperbaiki dalam tubuh dimana apabila tubuh dalam keadaan tidak normal akan secara sendiri mengadakan mekanisme umpan balik untuk menyeimbangkan dari keadaan yang ada.
Cara umpan balik untuk mengkoreksi suatu ketidakseimbangan fisiologis.
Pencegahan terhadap stres bisa dilakukan dengan mengubah sikap hidup.Orang yang terlibat lebih aktif dengan pekerjaan dan kehidupan masyarakat,lebih berorientasi pada tantangan dan perubahan ,dan merasa dapat menguasai kejadian-kejadian dalam hidupnya adalah orang yang tidak akan mudah terkena efek negatif stress.

Jenis-Jenis Stres dan Reaksi Stres
Para ahli psikologi mendefinisikan stress dalam berbagai bentuk. Definisi kontemporer menyebut stres dari lingkungan eksternal sebagai stressor (misalnya masalah pekerjaan),respons terhadap stressor sebagai stress atau distress (misalnya perasaan terhadap tekanan).Para penliti juga membedakan antara stress yang merugikan dan merusak yang disebut distress,dan stres yang positif dan menguntungkan diseut eustres.Selye (Sarafino,1998) menyebutkan satu jenis stress yang sangat berbahaya dan merugikan,disebut distress.Satu jenis stress lainnya yang justru bermanfaat atau konstruksif disebut eustres. Stres jangka pendek mungkin mempunyai akibat yang bermanfaat,tetapi jika stress berlangsung terus-menerus akibat yang terjadi menjadi negatif,karena akan mengganggu kesehatan dan kehidupan pada umumnya.
Menurut Helmi (2000) ada empat macam reaksi stress,yaitu reaksi psikologis,fisiologis,proses berpikir,dan tingkah laku.Keempat macam reaksi ini dalam perwujudannya dapat bersifat positif,tetapi juga dapat berwujud negatif.Reaksi yang bersifat negative,antara lain:
Reaksi psikologis,biasanya lebih dikaitkan pada aspek emosi,seperti mudah marah,sedih,ataupun mudah tersinggung.
Reaksi fisiologis, biasanya mumcul dalam bentuk keluhan fisik,seperti pusing,nyeri tengkuk,tekanan darah naik,nyeri lambung,gatal-gatal di kulit,ataupun rambut rontok.
Reaksi proses berpikir (kognitif) ,biasanya dampak dalam gejala sulit berkonsentrasi,mudah lupa,ataupun sulit mengambil keputusan
Reaksi perilaku,pada para remaja tampak dari perilaku-perilaku menyimpang seperti mabuk,nge-pil,frekuensi merokok meningkat,ataupun menghindar bertemu dengan temannya.

Dampak Negatif Stress
Stress dapat menimbulkan dampak negatif agi individu. Dampak tersebut bisa merupakan gejala fisik maupun psikis dan akan menimbulkan gejala-gejala tertentu. Reaksi dari stress bagi individu dapat digolongkan menjadi beberapa gejala (Rice, 1992), yaitu sebagai berikut:
Gejala fisiologis , berupa keluhan seperti sakit  kepala, sembelit, diare, sakit pinggang, urat tegang pada tengkuk, tekanan darah tinggi dan lainnya.
Gejala emosional , berupa keluhan seperti gelisah, cemas, mudah marah, gugup, takut dan depresi.
Gejala kognitif, berupa keluhan seperti susah berkonsentrasi, sulit membuat keputusan, mnudah lupa, melamun secara berlebihan, dan pikiran kacau.
Gejala interpersonal, berupa sikap acuh tak acuh pada lingkungan, apatis, agresif, minder kehilangan kepercayaan pada orang lain, dan mudah mempersalahkan orang lain.
Gejala organisasional, berupa meningkatnya keabsenan dalam kerja/kuliah, menurutnya produktivitas, ketegangan dengan rekan kerja, ketidakpuasan kerja menurunnya dorongan untuk berprestasi.
Kelima dampak tersebut akan dialami oleh individu ketika dia mengalami stress. Indibidu harus memahami gejala-gejala ini ketika mengalami stress. Pemahaman terhadap gejala-gejala stress tersebut akan membuat individu mampu untuk melakukan tindakan preventif sehingga dapat mengurangi dampak negatif dari stress melalui coping yang efektif.
Menurut Jere Yates (Rice , 1992) memberikan beberapa nasihat umum untuk menghadapi strews, yaitu berikut ini:
Mempertahanjan kesehatan fisik melalui olahraga teratur. Semakin kuat fisik anda maka akan semakin tangguh anda maka akan semakin tangguh dalam menghadapi stres.hal ini karena stress ini menimbulkan erosi yang besar secara biologis dan mengganggu keseimbangan hormon-hormon dalam tubuh. Akibatnya tubuh semakin lemah dan rentang terhadap penyakit,untuk itulah kekuatan fisik kita harus terjaga secara baik sehingga mampu menghadapi tekanan stress yang membebani tubuh secara kokoh
Menerima diri sendiri seperti apa adanya yang berkaitan dengan kelebihan dan kelemahan diri, kesuksessan dan kegagalan diri. Sikap penerimaan ini tidak saja meredam rasa frustasi. Anda sehingga menghilangkan emosi-emosi negatif dalam diri anda, tetapi juga akan menciptakan suasana hati yang lebih tenang dan damai dalam diri anda.
Tetap percaya diri, dan mempunyai teman untuk berbagi dalam kesusahan. Dengan demikian, anda mempunyai tempat untuk mengutarakan kesulitan-kesulitan yang anda hadapi karena setiap masalah yang membebani fikiran dan perasaan akan banyak meredah jika diutarakan kepada oranglain. Hal ini  dinamakan sebagai proses katarsis, sebuah proses pelepasan ketegangan yang terdapat dalam pikiran dan perasaan kita. Semakin lama anda memendam permasalahan anda, maka akan semakin berat beban yang akan anda rasakan. Berbagilah dengan oranglain, bukan sekadar untuk melegakan pikiran dan perasaan, namun juga agar anda dapat memperoleh saran-saran dari orang lain sehingga Anda sendiri dapat berpikir dengan jernih dan mendalam.
Ambil sisi positif dan gunakan pendekatan konstruktif dalam menghadapi masalah Anda. Ini sama juga dengan Anda membiasakan diri untuk senantiasa menciptakan pikiran-pikiran positif dalam diri Anda sehingga Anda mampu membangun sinergi yang kokoh secara psikologis. Dengan senantiasa berpikir berpikir positif dan Anda akan tidak mudah terjebak di dalam suasana emosi yang negatif.
Mempertahankan kehidupan social di luar perusahaan tempat Anda bekerja. Kehidupan sosial diluar rumah akan sangat berguna sebagai dukungan sosial dan sumber perhatian untuk Anda. Memiliki sahabat akan sangat membantu Anda, dan memutuskan Anda untuk berbagai rasa serta mendiskusikan masalah-masalah yang berat.
Terlibat dalam aktivitas kreatif di luar pekerjaan akan memberikan kebermaknaan dalam hidup Anda,serta memperkaya pengalaman Anda. Kegiatan kreatif ini bisa berupa hobi positif yang Anda miliki,seperti berkebun,bercocok tanam,memelihara ikan hias,membuat puisi,cerpen,atau membaca.
Terlibat dan menciptakan kegiatan kerja yang penuh makna. Banyak cara yang sederhana untuk meciptakan kegiatan kerja yang penuh makna antara lain dengan menajemen waktu,manajemen waktu,menajemen stress,penyelesaian tugas tepat waktu,dan lain sebagainya.
Menerapkan metode-metode yang efektif untuk mengatasi stress. Metode-metode ini banyak dijelaskan dalam buku ini di antaranya melalui pengendalian pikiran-pikiran negatif,relaksasi atau melalui pendalaman spiritual religious.

Pengertian Stres Kerja
Definisi stress kerja yang diungkapkan oleh para ahli diantaranya: Smith (1981) mengemukakan bahwa konsep stres kerja dapat ditinjau dari beberapa sudut, yaitu: pertama, stress kerja merupakan hasil dari tempat kerja. Kedua,stress kerja merupakan hasil dari dua factor organisasi, yaitu keterlibatan organisasi.ketiga,stress terjadi karena factor”workload” juga facto kemampuanr melakukan tugas. Terakhir, tantangan yang muncul dari tugas.kesimpulan stress kerja merupakan hasil yang disebabkan oleh factor-faktor diatas. Sedangkan secara umum stres kerja adalah suatu respon adaptif terhadap suatu situasi yang dirasakan menantang atau mengancam kesehatan individu, yang merupakan salah satu dampak terlalu banyak bekerja.

Pendekatan Organisasi dalam Mengelola Stress Kerja
Dalam setiap menghadapi stress kerja,individu diharapkan dapat lebih efektif dalam mengatasi atau mengelolanya. Dengan demikian,dapat mengurangi adanya pemborosan,mengurangi absensi kerja,dan prestasi kerja diharapkan dapat lebih meningkat dalam organisasi. Untuk dapat mengatasi atau mengelola stress kerja dengan cara efektif,individu diharapkan mempunyai program-program pengelolaan stress kerja. Pernyataan ini seperti yang dikatakan oleh para ahli,bahwa dari 500 firma yang sangat besar mempunyai lebih dari 90% yang terdiri dari program-program khusus untuk menolong para karyawan dalam mengatasi stress kerja mereka (yang diungkapkan dalam Business week,1988). Selanjutnya para peneliti juga menunjukan bahwa program-program stress kerja dalam suatu organisasi dapat menjadi efektif untuk mengurangi stress kerja mereka ( Rose & Veiga,1984). Ada beberapa cara yang digunakan untuk mengelola stress dalam organisasi,yaitu:
Meningkatkan komunikasi; Salah satu cara yang efektif untuk mengurangi ketidakjelasan peran adalah meningkatkan komunikasi yang efektif diantara menejer dan karyawan,sehingga akan tampak garis-garis tugas dan tanggung jawab yang jelas diantara keduanya. Situasi semacam ini dapat mengurangi timbulnya stress kerja dalam organisasi.
System penilaian dan ganjaran efektif; situasi semacam ini dapat mengurangi ketidakjelasan peran dan konflik peran. Ketika ganjaran diberikan kepada karyawan,karyawan telah menyadari bahwa ganjaran tersebut berhubungan dengan prestasi kerjanya. Ia menyadari juga bahwa ia bertanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan padanya (mengurangi konflik peran),ia berada dalam sesuatu keadaan (mengurangi ketidakjelasan tugas). Situasi ini terjadi bila hubungan diantara atasan dan bawahan berada dalam suasana kerja dan system penilaian prestasi kerja efektif.
Meningkatkan partisipasi; untuk dapat mengurangi ketidakjelasan peran dan konflik peran, pengelola perlu meningkatkan partisipasi terhadap proses pengambilan keputusan, sehingga setiap karyawan yang ada dalam organisasi mempunyai tanggung jawab bagi peningkatan prestasi kerja karyawan. Dengan demikian, kesempatan partisipasi yang diberikan oleh manajer kepada karyawan-karyawannya dalam menyumbangkan pikiran atau gagasan-gagasannya, memungkinkan karyawan dapat meningkatkan prestasi dan kepuasan kerjanya.
Memperkaya tugas; setiap manajer perlu memberikan dan memperkaya tugas kapada karyawan agar mereka dapat lebih bertanggung jawab, lebih mempunyai makna tuga yang dikerjakan, dan lebih baik dalam melaksanakan pengendalian serta umpan balik terhadap produktivitas kerja karyawan, baik secara kuantitas maupun kualitas. Situasi macam ini dapat meningkatian motivasi kerja dan memenuhi kebutuhan karyawan sehingga dapat mengurangi stress yang ada dalam diri mereka
Mengembangkan keterampilan, kepribadian, dan pekerjaan merupakan salahsatu cara untuk mengelola stress kera didalam organisasi. Pengembangan keterampilan dapat diperoleh melalui latihan-latihan yang sesuai dengan kebutuhan karyawan dan organisasi atau pengembangan kepribadian yang dapat mendukung usaha pengembangan pekerjaan baik secara kuantitas maupun kualitas.






BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Clonninger (1996) mengemukakan stress adalah keadaan yang membuat tegang yang terjadi ketika seseorang mendapatkan masalah atau tantangan dan belum mempunyai jalan keluarnya atau banyak pikiran yang memgganggu seseorang terhadap sesuatu yang akan dilakukannya. Kendall dan Hammen (1998) menyatakan stress dapat terjadi pada individu ketika terdapat ketidakseimbangan antara situasi yang menuntut dengan perasaan individu atas kemampuannya untuk bertemu dengan tuntutan-tuntutan tersebut.situasi yang menuntut tersebut dipandang sebagai beban atau melebihi kemampuan individu untuk mengatasinya.
Cara mengatasi stress; Istirahat dan Tidur, Olahraga atau Latihan teratur, Berhenti merokok, tidak mengomsumsi minuman keras, Pengaturan berat badan, Pengaturan waktu, Terapi psikofarmaka, Terapi somatik, Psikoterapi, Terapi psikoreligius, Homeostatis.
Selye (Sarafino,1998) menyebutkan satu jenis stress yang sangat berbahaya dan merugikan,disebut distress.Satu jenis stress lainnya yang justru bermanfaat atau konstruksif disebut eustres. Sedangkan reaksi stress adalah; Reaksi psikologis, Reaksi fisiologis, Reaksi proses berpikir (kognitif), Reaksi perilaku.
Gejala fisiologis, Gejala emosional, Gejala kognitif, Gejala interpersonal, Gejala organisasional.
Stres kerja adalah suatu respon adaptif terhadap suatu situasi yang dirasakan menantang atau mengancam kesehatan individu, yang merupakan salah satu dampak terlalu banyak bekerja.
Ada beberapa cara yang digunakan untuk mengelola stress dalam organisasi,yaitu: Meningkatkan komunikasi; Salah satu cara yang efektif untuk mengurangi ketidakjelasan peran adalah meningkatkan komunikasi yang efektif diantara menejer dan karyawan,sehingga akan tampak garis-garis tugas dan tanggung jawab yang jelas diantara keduanya. Situasi semacam ini dapat mengurangi timbulnya stress kerja dalam organisasi.
Saran
Masih banyak hal yang perlu dipelajari untuk lebih memahami studi tentang Stress yang sampai sekarang dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.























DAFTAR PUSTAKA

Safaria Triantoro, Nofrans Eka Saputra, 2009. Manajemen Emosi. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Wijono Sutarto, 2010. Psikologi Industri Organisasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Pemikiran muhammadiyah dalam bidang aqdah

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Muhammadiyah adalah persyarikatan yang merupakan gerakan Islam. Maksud geraknya ialah Da’wah Islam Amar- Ma’ruf nahi-munkar pada bidang yang perseorangan dan masyarakat. Dakwah dan amar-ma’ruf nahi-munkar pada bidang yang pertama terbagi menjadi dua golongan, kepada yang Islam ( umat ijabah) bersifat pembaharuan (tajdid) yaitu mengembalikan kepada ajaran ajaran agama Islam yang asli murni. Yang kedua kepada yang belum islam (umat dakwah), bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk agama Islam. Adapun dakwah dana amar ma’ruf nahi-munkar pada bidang yang kedua, ialah kepada masyarakat, bersifat perbaikan dan bimbingan serta peringatan.
Adapun sifat dakwah yang ditujukan kepada orang yang sudah Islam bukan lagi bersifat ajakan untuk menerima Islam sebagai keyakinan hidupnya, akan tetapi bersifat tajdid dalam arti pemurnian. Artinya bahwa tajdid yang dikenakan kepada golongan ini adalah bersifat menata kembali amal keagamaan mereka sedemikian bersih dan murninya sbagaimana yang diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Dalam hal tajdid atau pemurnian terhadap amal keberagaman umat ijabah, muhammadiyah mempunyai pemikiran-pemikiran yang meliputi bidang Aqidah, Ibadah Akhlak, dan Muamalah duniawiyah.
Rumusan Masalah
Bagaimana pemikiran Muhammadiyah dalam bidang aqidah ?
Bagaimana pemikiran Muhammadiyah dalam bidang ibadah ?
Bagaimana pemikiran Muhammadiyah dalam bidang akhlak ?
Bagaiman pemikiran Muhammadiyah dalam bidang muamalah duniawiyah ?
Tujuan Masalah
Mengetahui pemikiran Muhammadiyah dalam bidang aqidah.
Mengetahui pemikiran Muhammadiyah dalam bidang ibadah.
Mengetahui pemikiran Muhammadiyah dalam bidang akhlak.
Mengetahui pemikiran Muhammadiyah dalam bidang muamalah duniawiyah.

BAB II
PEMBAHASAN
Pemikiran Muhammadiyah Dalam Bidang Aqidah
Aqidah Islam menurut Muhammadiyah dirumukan sebagai konsekuensi logis dari gerakannya. Formulasi aqidah yan dirumuskan dengan merujuk langsung kepada sumber utama ajaran Islam itu disebut ‘aqidah shahihah’, yang menolak sebagai bentuk campur tangan pemikiran teologis. Karakteristik aqidah muhammadiyah itu secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut :
Pertama, nash sebagai dasar rujukan. Semangat kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah sebenarnya sudah menjadi tema umum pada setiap gerakan pembaharuan. Karena diyakini sepenuhnya bahwa hanya dengan berpedoman pada kedua sumber utama itulah ajaran islam dapat hidup dan berkembang secara dinamis. Muhammadiyah juga menjadikan hal ini sebagai tema sentral gerakannya, lebih-lebih dalam masalah aqidah seperti dinyatakan: “ Inilah pokok-pokok aqidah yang benar itu, yang terdapat dalam Al-Qur’an dan dikuatkan dengan pemberitahuan- pemberitahuan mutawatir.”Berdasarkan pernyataan diatas, jelaslah bahwa sumber aqidah Muhammadiyah adalah Al-Qur’an dan Sunnah yang dikuatkan dengan berita-berita yang mutawatir.
Kedua, keterbatasan peranan akal dalam soal aqidah Muhammadiyah termasuk kelompok yang memandang kenisbian akal dalam masalah aqidah. Sehingga formulasi posisi akal sebagai berikut “ Allah tidak menyuruh kita membicarakan hal-hal yang tidak tercapai pengertian oleh akal dalam hal kepercayaan, sebab akal manusia tidak mungkin mencapai pengertian tentang Dzat Allah dan hubungan-Nya dengan sifat-sifat yang ada pada-Nya.
Ketiga, kecondongan berpandangan ganda terhadap perbuatan manusia. Pertama, segala perbuatan telah ditentukan oleh Allah dan manusia hanya dapat berikhtiar. Kedua, jika ditinjau dari sisi manusia perbuatan manusia merupakan hasil usaha sendiri. Sedangkan bila ditinjau dari sisi Tuhan, perbuatan manusia merupakan ciptaan Tuhan.
Keempat, percaya Qada dan Qadar. Serta kelima, menetapkan sifat-sifat Allah. Seperti halnya pada aspek-aspek aqidah lainnya, pandangan Muhammadiyah mengenai sifat-sifat Allah tidak dijelaskan secara mendetail.
Pemikiran Muhammadiyah Dalam Bidang Ibadah
Secara etimologis ibadah berasal dari kata ubudah,ubudiyah, dan abdiyah, yang artinya tunduk dan merendahkan diri. Maksudnya menyerah dan tunduknya seseorang terhadap orang lai  secara patuh tanpa perlawanan, penyelewengan dan pendurhakaan, hingga dilayaninya orang itu (yang dipatuhimya) menurut keinginan dan kemauannya. Sementara Majlis Tarjih Muhammadiyah merumuskan pengertian ibadah yakni “ bertaqarruf (berserah diri) kepada Allah, dengan mentaati segala perintah-Nya, menjauhi segala larangan-Nya, dan mengamalkan semua yang diizinkan Allh SWT.”
Dari batasan ibadah di atas, selanjutnya Muhammadiyah membedakan ibadah menjadi dua yaitu:
Ibadah khusus atau ibadah mahdlah, yakni ibadah yang telah ditetapkan secara pasti oleh Syara , baik rincian, tingkah laku, maupun tata caranya. Contohnya thaharah, shalat umrah dan haji.
Ibadah umum yaitu segala amalan keduniaan yang diizinkan Allah. Ibadah umum ini dalam bidang politik, ekonomi, sosial, kebudayaan, pendidikan, pertahanan dan keamanan.
Pengertian ibadah yang dimaksud dalam pembahasan di sini adalah ibadah dalam arti khusus, atau yang disebut ibadah mahdliyah. Ibadah ini berupa aturan ilahi yang mengatur hubungan ritual langsug antara hamba dengan Tuhannya, yang cara atau tata caranya ditentukan dengan terperinci dalam Al-Qur’an da Sunnah Rasul. Terhadap bidang ini tertutup sama sekali dan berbagai ragam ijtihad ataupun berbagai macam bid’ah serta dalam pengamalan dan penerapannya dilarang sekedar dengan sikap taqlid semata-mata.
Bid’ah
Dalam urusan ibadah mahdlah, hanya Rasulullah sendiri sajalah yang mengetahui seluk-beluknya,baik rinciannya, tata cara dan tata pelaksanaannya. Hal itu dikarenakan hanya Rasulullah yang mendapat pemberitahuan dari Allah secara langsung, dan umat Muhammad saw hanya dapat mengetahuinya mengenai perkara mahdlah lewat Rasulullah semata-mata, bukan dari jalan lain betapapun orang tersebut sudah menduduki status mujtahid besar. Dan kemudian muncul hal-hal baru yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah, apakah dalam menambahkannya, mengurangi atau justru mengadakan hal yang baru sama sekali maka semua itu adalah terlarang menurut agama, dan itulah yang disebut bid’ah dalam bidang ibadah mahdlah. Orang yang secara sengaja melakukan hal semacam ini oleh Rasululah diancam masuk neraka. Dalam sebuah hadis Rasulullah saw menegaskan. “ Barangsiapa berucap mengatasnamakan aku sesuatu hal yang tidak pernah aku ucapkan, maka ia akan disediakan tempat duduk di atas bara api neraka.” (H.R. Bukhari dari Salmah bin al- Akwa’ra). Sikap seseorang yang membuat hal yang baru dalam ibadah mahdlah serupa itu, kalau dirinya masih mengaku sebagai pengikut Rasulullah adalah bertabrakan secara diametral dengan Al-qur’an
(((( ((( ((((((( ((((((((( (((( (((((((((((((( (((((((((((( (((( (((((((((( (((((( ((((((((((( ( (((((( ((((((( ((((((( ((((  
Artinya:  Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Ali-Imran:31).
Taqlid
Taqlid menurut bahasa ialah meniru orang lain, tanpa pertimbangan. Taqlid menurut syara’ ialah mengikuti pendapat orang lain dalam urusan agama, termasuk juga bidang ibadah mahdlah tanpa mengetahui sumber atau alasannya. Agama islam sangat menghargai akal pikiran manusia yang difungsikan secara optimal dan proporsional. Kalau Al-Qur’an menyatakan bahwa manusia adalah makhluk Allah yang “ahsanu taqwim”  maka makna bentuk yang sebaik-baiknya justru terletak pada potensi akal pikirannya, bukan pada wujud penampilan lahir atau raganya. Dengan kata lain bahwa eksistensi manusia akan ditampakkan salah satunya sebagai makhluk rasional atau terkenal dengan atribut sebagai homo rationale. Sikap taqlid sama artinya dengan mengingkari jati dirinya selaku makhluk yang terbaik serta selaku homo rationale.

Pemikiran Muhammadiyah Dalam Bidang Akhlak
Mengingat pentingnya akhlak dalam kaitannya dengan keimanan seseorang, maka Muhammadiyah sebagai gerakan Islam juga dengan tegas menempatkan akhlak sebagai salah satu sendi dasar sikap keberagamannya. Dalam matan keyakinan dan cita-cita Muhammadiyah dijelaskan “ Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Qur’an dan Sunnah, tidak bersendi pada nilai-nilai ciptaan manusia.”
Akhlak adalah nilai-nilai dan sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Nilai dan perilaku baik dan buruk seperti sabar,syukur, tawakkal, birrul walidaini dan sebagainya (Al-Akhlaqul Mahmudah) dan sifat sombong, takabur,dengki,ria dan sebagainya (Al-Akhlakul Madzmuham).
Mengenai muhammadiyah menjadikan akhlak sebagai salah satu garis perjuangannya, hal ini selain secara tegas dinyatakan dalam nash, juga tidak dapat dipisahkan dari akar historis yang melatarbelakangi kelahirannya. Kebodohan, perpecahan diantara sesama orang Islam, melemahnya jiwa santun terhadap dhuafa, penghormatan yang berlebih-lebihan terhadap orang yang dianggap suci adalah bentuk realisasi tidak tegaknya ajaran akhlakul karimah.
Untuk menghidupkan akhlak yang islami, maka Muhammadiyah berusaha memperbaiki dasar-dasar ajaran yang sudah lama menjadi keyakinan umat islam, yaitu dengan menyampaikan ajaran yang benar-benar berdasar kepada Al-Qur’an dan Sunnah Maqbulah, membersihkan jiwa dari kesyirikan, sehingga kepatuhan dan ketundukannya hanya semata-mata kepada Allah usaha tersebut ditempuh melalaui pendidikan. Sehingga sifat bodoh dan inferoritas berangsur-angsur habis kemudian membina ukhluwah antar sesama muslim seperti yang tercntum dalam Surah Ali Imran : 103 yang berbunyi:
((((((((((((((( (((((((( (((( (((((((( (((( ((((((((((( ( ((((((((((((( (((((((( (((( (((((((((( (((( ((((((( (((((((((( (((((((( (((((( ((((((((((( ((((((((((((( (((((((((((((( (((((((((( ((((((((( (((((( ((((( (((((((( ((((( (((((((( (((((((((((( (((((((( ( ((((((((( ((((((((( (((( (((((( ((((((((((( (((((((((( ((((((((((( (((((  
Artinya:  Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
Adapun sifat-sifat akhlak Islam dapat digambarkan sebagai berikut:
Akhlak Rabbani : sumber akhlak Islam itu wahyu Allah yang termaktub dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah bertujuan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Akhlak islamlah moral yang tidak bersifat kondisioanl dan situasional, tetapi akhlak yang memiliki nilai yang mutlak. Akhlak rabbanilah yang mampu menghindari nilai moralitas dalam hidup manusia. (QS Al-An’am :153).
Akhlak manusiawi : akhlak dalam Islam sejalan dan memenuhi fitrah manusia. Jiwa manusia yang merindukan kebaikan, dan akan terpenuhi dengan mengikuti ajaran akhlakdalam islam.
Akhlak universal : sesuai dengan kemanusiaan yang universal dan menyangkut segala apek kehidupan manusia baik yang berdimensi vertical, maupun horizontal. ( Q.S Al-An’am :151-152).
Akhlak keseimbangan : akhak islam dapat memenuhi kebutuhan sewaktu hidup di dunia maupun di akhirat, memenuhi tuntutan kebutuhan manusia duniawi maupun ukhrawi secara seimbang, begitu juga memenuhi kebutuhan pribadi dan kewajiban terhadap masyarakat, seimbang pula. (H.R Bukhori)
Akhlak realistik : akhlak islam memperhatikan kenyataan hidup manusia walaupun manusia dinyatakan sebagai makhluk yang memiliki kelebihan disbanding dengan makhluk lain, namun manusia memiliki kelemahan-kelemahan itu yaitu sangat mungkin melakukan kesalahan-kesalahan. Oleh karena itu Allah memberikan kesempatan untuk bertaubat. (Q.S Al-Baqarah :173)

Pemikiran Muhammadiyah Dalam Bidang Muamalah Duniawiyah
Dari segi bahasa muamalat berarti berbagai macam amalan keduniaan. Sementara kalau dilihat dari segi istilah mengandung pengertian tata aturan ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia dengan benda. Dalam hal ini agama islam memberikan berbagai pedoman baik dalam bentuk qaidah-qaidah hukum yang ditegaskan oleh ajaran islam, meliputi masalah hukum nikah, waris, dan masih banyak lagi. Tajdid dalam bidang muamalah ini adalah bentuk membimbingkan, menuntunkan kepada mereka agara dalam berkiprah di tengah-tengah masyarakat dengan berbagai kegiatannya mereka selalu berpedoman kepada qaidah-qaidah yang telah digariskan oleh ajaran agama.
Dalam bidang Muamalat Duniawiyat Muhammadiyah mengajarkan dalam bentuk membimbing, menuntunkan kepada mereka agar dalam berkiprah ditengah-tengah masyarakat dengan berbagai kegiatannya mereka selalu berpedoman kepada qaidah-qaidah yang telah digariskan oleh ajaran agama. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya mu’amalat duniawiyah (pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran Agama serta menjadi semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah SWT.
Di dalam prinsip-prinsip Majlis Tarjih poin 14 disebutkan “ dalam hal-hal termasuk Al-Umurud Dunyawiyah yang tidak termasuk tugas para nabi, menggunakan akal sangat diperlukan, demi untuk tercapainya kemaslahatan umat.”
Adapun prinsip-prinsip muamalah yang terpenting antara lain:
Menganut prinsip mubah
Harus dilakukan dengan saling rela artinya tidak ada yang dipaksa
Harus saling menguntungkan
Harus sesuai dengan keadilan.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil uaraian diatas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut:
Aqidah Islam menurut Muhammadiyah dirumukan sebagai konsekuensi logis dari gerakannya.
Secara etimologis ibadah berasal dari kata ubudah,ubudiyah, dan abdiyah, yang artinya tunduk dan merendahkan diri. Sementara Majlis Tarjih Muhammadiyah merumuskan pengertian ibadah yakni “ bertaqarruf (berserah diri) kepada Allah, dengan mentaati segala perintah-Nya, menjauhi segala larangan-Nya, dan mengamalkan semua yang diizinkan Allh SWT.
Akhlak adalah nilai-nilai dan sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Adapun akhlak terbagi 5 yaitu Akhlak Rabbani, Akhlak manusiawi, Akhlak universal, Akhlak keseimbangan, dan Akhlak realistik.
Dari segi bahasa muamalat berarti berbagai macam amalan keduniaan. Sementara kalau dilihat dari segi istilah mengandung pengertian tata aturan ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia dengan benda.
Saran
Dengan belajarnya kemuhammadiyaan kita sebagai mahasiswa yang kuliah dibawah naungan Muhammadiyah mampu mengetahui seperti apa Muhammadiyah dan memahami aqidah,ibadah,akhlak dan muamalah dalam perspektif Muhammadiyah yang dapat menambah wawasan kita semua.

Daftar Pustaka

Hambali, H (2006). Ideologi dan Strategi Muhammadiyah.Yogyakarta: Suara Muhammadiyah.
http://dewyrohmawati.blogspot.nl/2017/04/matan-keyakinan-dan-cita-cita.html
https://pandikalbar.wordpress.com/2010/02/25/paham-keagamaan-muhammadiyah/
https://waskitozx.wordpress.com/makalah/makalah-pendidikan-islam/makalah-akidah/gerakan-akidah-corak-muhammadiyah/
Pasha, M.K., & Darban, A.A. (2003). Muhammadiyah sebagai gerakan islam. Yogyakarta : Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam

Disiplin dalam organisasi

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Dalam suatu organisasi,atau Perusahaan  motivasi dan disiplin kerja, termasuk hal yang paling penting demi kelancaran organisasi tersebut. Disiplin kerja merupakan alat untuk berkomunikasi untuk dapat mencapai sebuah tujuan bersama yang dipakai oleh atasan dengan bawahan maupun oleh sesama pegawai dalam suatu organisasi atau dalam lingkup sebuah kantor. Ada kalanya pegawai atau karyawan melakukan pelanggaran untuk itu diperlukan disiplin kerja agar dapat memperbaiki perilaku-perilaku menyimpang dari pegawai atau karyawan tersebut Setelah terwujudnya motivasi kerja maka akan timbul disiplin kerja yang baik. Untuk mewujudkan keduanya, maka diperlukan adanya kerjasama antara atasan dan para pegawai bawahannya, agar tercipta lingkungan kerja yang kondusif untuk mendukung kinerja para pegawai secara maksimal di dalam organisasi ataupun perusahaan tersebut.
Manajemen berasal dari kata to image, yang artinya mengurus, mengatur, melaksanakan, dan mengelola. Hubungan-hubungan tersebut menimbulkan kerja sama kemudian melahirkan berbagai bentuk organisasi.  Organisasi merupakan suatu sistem sosial yang terdiri dari berbagai individu yang memiliki berbagai macam tingkah laku, harapan, motivasi dan pandangan yang berbeda dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Agar tujuan dapat tercapai maka diperlukan alat yang dapat mengkoordinasi perilaku dan tindakan tersebut.  Dan alat untuk mengatur dan mengelolah itu adalah manajemen. Dalam suatu organisasi tidak bisa berjalan dengan baik jika sumber daya manusia tidak ada. Dalam suatu organisaasi sumber daya manusia sangat diperlukan demi tercapainya tujuan yang ditetapkan organisasi.
Manajemen sumber daya manusia merupakan ilmu dan seni yang mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efesisen membantu terwujudnya tujuan organisasi. Manajemen yang mengatur unsur manusia sering disebut manajemen kepegawaian atau personalia yang ditetapkan pada suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Organisasi akan lebih efektif dan efesien jika pegawai memiliki tingkah laku disiplin yang baik, baik dari segi waktu, pekerjaan dan sebagainya.

Rumusan Masalah
Apa Pengertian Disiplin?
Bagaimana Prinsip-Prinsip Disiplin?
Apa Macam-Macam Displin Kerja dan Faktor yang mempengaruhinya?
Apa Tujuan, Manfaat dan Pendekatan Disiplin Kerja?
Bagaimana Cara Menegakkan Disiplin Kerja?
Tujuan Penelitian
Untuk Mengetahui Pengertian Disiplin
Untuk Mengetahui Prinsip-Prinsip Disiplin
Untuk Mengetahui Macam-Macam Displin Kerja dan Faktor yang mempengaruhinya
Untuk Mengetahui Tujuan, Manfaat dan Pendekatan Disiplin Kerja
Untuk Mengetahui Cara Menegakkan Disiplin Kerja
Batasan Masalah
Agar pembuatan makalah dapat dilakukan dengan fokus, sempurna, dan lebih jelas maka penulis membahas tentang disiplin, oleh sebab itu penulis membatasi diri hanya berkaitan dengan manajemen Sumber Daya Manusia dalam Kedisiplinan. Pentingnya mengelola Sumber Daya Manusia senantiasa berorientasi terhadap visi, misi, tujuan dan sasaran oreganisasi dimana dia berada didalamnya.


Bab II
Pembahasan

Pengertian Disiplin
Disiplin berasal dari akar kata “disciple “ yang berarti belajar. Disiplin merupakan arahan untuk melatih dan membentuk seseorang melakukan sesuatu menjadi lebih baik. Disiplin adalah suatu proses yang dapat menumbuhkan perasaan seseorang untuk mempertahankan  dan meningkatkan tujuan organisasi secara obyektif, melalui kepatuhannya menjalankan peraturan oraganisasi. Disiplin yang baik mencerminkan besarnya tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong semangat kerja dan terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Disiplin menurut Prof. Dr. Sondang p. Siagian, MPA mengemukakan bahwa :“Disiplin adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku karyawan, sehingga para karyawan tersebut secara sukarela berusaha bekerja secara  kooperatif dengan para karyawan yang lain serta meningkatkan prestasi. Sedangkan disiplin menurut Malayu S.P Hasibuan menyatakan bahwa: “Disiplin adalah kesadarandan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma soaial yang berlaku”.
Disiplin pegawai dalam manajemen sumber daya manusia berangkat dari pandangan tidak ada manusia yang sempurna, luout dari kekhilafan dan kesalahan. Oleh karena itu setiap organisasi perlu memiliki berbagai ketentuan yang harus ditaati oleh para anggotanya, standar yang harus dipenuhi. Disiplin merupakan tindakan manjemen untuk mendorong anggota organisasi memenuhi tuntutan berbagai ketentuan tersebut dengan perkataan lain, pendisiplinan pegawai adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku karyawan sehingga para karyawan tersebut secara sukarela berusaha bekerja secara kooperatif dengan para karyawan yang lain serta meningkatkan prestasi kerjanya. Selain itu ada beberapa  bentuk-bentuk disiplin;
Pendisiplinan Preventif
Pendisiplinan yang bersifat preventif adalah tindakan yang mendorong para karyawan untuk taat kepada berbagai ketentuan yang berlaku dan memenuhi standar yang telah ditetapkan. Artinya melalui kejelasan dan penjelasan tentang pola sikap, tindakan dan perilaku yang diinginkan dari setiap anggota organisasi diusahakan pencegahan jangan sampai para karyawan berperilaku negatif.
Keberhasilan penerapan pendisiplinan preventif terletak pada disiplin peribadi para anggota organisasi. Akan tetapi agar disiplin pribadi tersebut semakin kokoh, paling sedikit, tigal hal perlu mendapat perhatian manajemen. Pertama: Para anggota organisasi perlu didorong agar mempunyai rasa memiliki organisasi, karena secara logika seseorang tidak akan merusak sesuatu yang merupakan miliknya. Berarti perlu ditanamkan perasaan kuat bahwa keberadaan mereka adalah “anggota keluarga besar” organisasi yang bersangkutan. Kedua: Para karyawan perlu diberi penjelasan tentang berbagai ketentuan yang wajib ditaati dan standar yang harus dipenuhi. Penjelasan dimaksud seyogianya disertai oleh informasi lengkap mengenai latar belakang berbagai ketentuan yang bersifat normatif tersebut. Ketiga: Para karyawan didorong menentukan sendiri cara-cara pendisiplinan diri dalam kerangka ketentuan-ketentuan yang berlaku umum bagi seluruh anggota organisasi.
Pendisiplinan Korektif
Jika ada karyawan yang nyata-nyata telah melakukan pelanggaran atau ketentuan-ketentuan yang berlaku atau gagal memenuhi standar yang telah ditetapkan, kepadanya dikenakan sanksi disipliner. Berat atau ringannya suatu sanksi tentunya tergantung pada bobot pelanggaran yang telah terjadi. Pengenaan sanksi biasa mengikuti prosedur yang sifatnya hierarki. Artinya pengenaan sanksi diprakarsai oleh atasan langsung karyawan yang bersangkutan, diteruskan kepada pimpinan yang lebih tinggi dan keputusan akhir pengenaan sanksi tersebut diambil oleh pejabat pimpinan yang memang berwenang untuk itu. Prosedur tersebut ditempuh dengan dua maksud, yaitu bahwa pengenaan sanksi dilakukan secara obyektif dan bahwa sifat sanksi sesuai dengan bobot pelanggaran yang telah dilakukan. Di samping faktor objektivitas dan kesesuaian bobot hukuman dengan pelanggaran, pengenaan sanksi harus pula bersifat mendidik dalam arti agar terjadi perubahan sikap dan perilaku di masa depan dan masa lalu. Pengenaan sanksi pun harus mempunyai nilai pelajaran dalam arti mencegah orang lain melakukan pelanggaran serupa. Tidak kurang pentingnya untuk memperhatikan bahwa manajemen harus mampu menerapkan berbagai ketentuan yang berlaku secara efektif dan tidak hanya sekedar merupakan pertanyaan di atas kertas.

Prinsip-prinsip Disiplin
Pemimpin mempunyai perilaku positif; Untuk dapat menjalankan disiplin yang baik dan benar, seorang pemimpin harus dapat menjadi role model/panutan bagi bawahannya. Oleh karena itu seorang pimpinan harus dapat mempertahankan perilaku yang positifg sesuai dengan harapan staf.
Penelitian yang cermat; Dampak dari tindakan indisipliner cukup serius, pimpinan harus memahami akibatnya. Data di kumpulkan secara faktual, dapatkan informasi dari staf yang lain, tanyakan secara pribadi rangkaian pelanggaran yang telah di lakukan, analisa, dan bila perlu minta pendapat dari pimpinan lainnya.
Kesegaran; Pimpinan harus peka terhadap yang di lakukan oleh bawahan sesegera mungkin dan harus di atasi dengan cara yang bijaksana. Karena, bila di biarkan menjadi kronis, pelaksanaan disiplin yang akan di tegakkan dapat di anggap lemah, tidak jelas, dan akan mempengaruhi hubungan kerja dalam organisasi tersebut.
Lindungi  Kerahasiaan  (privacy); Tindakan indisipliner akan  mempengaruhi  ego staf, oleh karena itu  akan lebih baik apabila permasalahan didiskusikan secara pribadi, pada ruangan  tersendiri dengan suasana yang rileks dan tenang.  Kerahasiaan harus tetap  dijaga karena mungkin dapat mempengaruhi  masa depannya.
Pimpinan  harus  dapat  melakukan  penekanan  pada kesalahan  yang dilakukan bawahan dan bukan pada pribadinya, kemukakan  bahwa  kesalahan yang dilakukan  tidak dapat dibenarkan.
Peraturan   Dijalankan  Secara  Konsisten; Peraturan  dijalankan secara konsisten, tanpa pilih kasih. Setiap  pegawai yang bersalah harus dibina sehingga mereka tidak merasa dihukum dan dapat menerima sanksi yang dilakukan secara wajar.
Fleksibel; Tindakan disipliner  ditetapkan apabila  seluruh  informasi  tentang  pegawai telah di analisa  dan dipertimbangkan. Hal yang menjadi pertimbangan antara lain adalah tingkat kesalahannya,  prestasi pekerjaan yang lalu,  tingkat kemampuannya dan pengaruhnya terhadap organisasi.
Mengandung  Nasihat; Jelaskan secara  bijaksana  bahwa pelanggaran yang dilakukan  tidak dapat diterima. File pegawai  yang berisi  catatan  khusus  dapat digunakan sebagai acuan, sehingga mereka  dapat memahami  kesalahannya.
Tindakan   Konstruktif; Pimpinan harus yakin  bahwa bawahan  telah  memahami perilakunya bertentangan  dengan tujuan organisasi dan  jelaskan kembali   pentingnya  peraturan  untuk staf maupun organisasi. Upayakan   agar  staf  dapat merubah perilakunya   sehingga  tindakan indisipliner  tidak terulang lagi
Follow Up  (Evaluasi) ; Pimpinan  harus secara cermat  mengawasi dan  menetapkan  apakah  perilaku bawahan sudah  berubah. Apabila perilaku bawahan  tidak berubah, pimpinan harus  melihat kembali penyebabnya  dan mengevaluasi kembali  batasan  akhir tindakan indisipliner.

Macam-Macam Displin Kerja dan Faktor-Faktor yang mempengaruhi Disiplin
Ada 2 bentuk disiplin kerja, yaitu :
Disiplin Preventif; Merupakan suatu upaya untuk menggerakkan pegawai mengikuti dan memetuhi pedoman kerja, aturan-aturan yang telah digariskan perusahaan. Disiplin preventif merupakan suatu sistem yang berhubungan dengan kebutuhan kerja untuk semua bagian sistem yang ada dalam organisasi. Jika sistem organoisasi baik, maka diharapkan akan lebih mudah menegakkan disiplin kerja.
Disiplin Korektif; Merupakan suatu upaya menggerakkan pegawai dalam menyatukan suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada perusahaan. Pada disiplin korektif , pegawai yang melanggar disiplin perlu diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tujuan diberikan sanksi adalah memperbaiki perilaku pegawai yang melanggar, memelihara peraturan yang berlaku, sdan memberikan pelajaran kepada yang melanggar.
Sedangkan Faktor-faktor yang mempengaruhi Kedisplinan adalah;
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tegak tidaknya suatu disiplin kerja dalam suatu perusahaan. Menurut Gouzali Saydam (1996:202), faktor-faktor tersebut antara lain:
Besar kecilnya pemberian kompensasi
Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan
Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan
Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan
Ada tidaknya pengawasan pimpinan
Ada tidaknya perhatian kepada pada karyawan
Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin

Tujuan, Manfaat dan Pendekatan Disiplin Kerja
Tujuan Disiplin Kerja
Disiplin kerja pada pengawas sangat dibutuhkan karena apa yang menjadi tujuan perusahaan akan sukar dicapai apabila tidak ada disiplin kerja. Menurut Dr. Wirawan, tujuan disiplin kerja, yaitu:
Memotivasi karyawan untuk memenuhi standar kinerja perusahaan pegawai mendapatkan pendisiplinan dan organisasi setelah gagal memenuhi kewajibannya
Mempertahankan hubungan saling menghormati antara bawahan dengan atasannya atau sebaliknya. Pegawai sering melaksanakan tugasnya dengan buruk dan melanggar peraturan dengan sengaja, misalnya pegawai tidak mau mematuhi apa yang disarankan atasan, mengkritik dan mengeluh, sikap perilaku itu harus dikoreksi agar tidak terjadi konflik interpersonal
Meningkatkan kinerja karyawan. Pendisiplinan wajib dilakukan bagi pegawai berkinerja rendah yang bukan disebabkan oleh faktor non muslim. Jika rendahnya kinerja disebabkan oleh faktor manusia pendisiplinan dilakukan secara berencana untuk memperbaiki perilaku kerja dan sifat pribadi yang ada hubungannya dengan pekerjaan akan meningkatkan hasil kerjanya.
Meningkatkan moril, semangat kerja, etos kerja secara efektivitas dan efesiensi kerja. Program pendisiplinan yang dirancang khusus akan meningkatkan perilaku kinerja pegawai tersebut.
Meningkatkan kedamaian industrial dan kekeluargaan organisasi. Pegawai hanya dapat bekerja dengan baik jika bekerja dalam iklim kerjasama, dan saling menghormati.
Manfaat Disiplin Kerja
Disiplin menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri pegawai terhadap peraturan dan ketetapan instansi. Menurut Siagian yang dikutip oleh Dr. H. Edy Sutrisno,M.Si dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia, manfaat disiplin kerja, yaitu:
Tingginya rasa kepedulian karyawan terhadap pencapaian tujuan perusahaan
Tingginya semangat dan gairah kerja dan inisiatif para karyawan dalam melakukan pekerjaan
Besarnya rasa tanggung jawab para karyawan untuk melaksanakan tugas sebaik-baiknya
Berkembangnya rasa memiliki dan rasa solidaritas yang tinggi dikalangan karyawan
Meningkatkan efesiensi dan prduktivitas kerja para karyawan.
Pendekatan Disiplin Kerja
Menurut Mangkunegara ada tiga pendekatan disiplin kerja, yaitu
Pendekatan Disiplin Modern
Pendekatan disiplin modern yaitu mempertemukan sejumlah keperluan atau kebutuhan baru di luar hukum. Pendekatan berasumsi:
Disiplin modern merupakan suatu cara menghindarkan bentuk hukuman secara fisik
Melindungi tuduhan yang benar untuk diteruskan pada proses hukum yang berlakuKeputusan-keputusan yang semaunya terhadap kesalahan prasangka harus diperbaruhi dengan mengadakan proses penyuluhan dengan mendapatkan fakta-faktanya.
Melakukan protes terhadap keputusan yang berat sebelah pihak terhadap kasus disiplin
Pendekatan Disiplin dengan Tradisi
Pendekatan disiplin dengan tradisi yaitu pendekatan disiplin dengan cara memberikan hukuman. Pendekatan ini berasumsi:
Disiplin dilakukan oleh atas kepada bawahan, dan tidak pernah ada peninjauan kembali bila telah diputuskan
Disiplin adalah hukuman untuk pelanggaran, pelaksanaannya harus disesuaikan dengan tingkat pelanggarannya
Pengaruh hukuman untuk memberikan pelajaran kepada pelanggar maupun kepada pegawai lainnya
Peningkatan perbuatan pelanggaran diperlukan hukuman yang lebih keras
Pemberian hukuman terhadap pegawai yag melanggar kedua kalinya harus diberi hukuman yang lebih berat
Pendekatan Disiplin Bertujuan
Pendekatan disiplin bertujuan berasumsi bahwa:
Disiplin kerja harus dapat diterima dan dipahami oleh semua pegawai
Disiplin bukanlah suatu hukuman, tetapi merupakan pembentukan perilaku
Disiplin ditujukan untuk perubahan perilaku yag lebih baik

Cara Menegakkan Disiplin Kerja
Salah satu tugas yang paling sulit bagi seorang atasan adalah bagaimana menegakkan disiplin kerja secara tepat. Jika karyawan melanggar aturan tata tertib, seperti terlalu sering terlambat atau membolos kerja, berkelahi, tidak jujur atau bertingkah laku lain yang dapat merusak kelancaran kerja suatu bagian, atasan harus turun tangan. Kesalahan semacam itu harus dihukum dan atasan harus mengusahakan agar tingkah laku seperti itu tidak terulang.
Ada beberapa cara menegakkan disiplin kerja dalam suatu perusahaan
Disiplin Harus Ditegakkan
Seketika Hukuman harus dijatuhkan sesegera mungkin setelah terjadi pelanggaran Jangan sampai terlambat, karena jika terlambat akan kurang efektif.
Disiplin Harus Didahului Peringatan Dini
Dengan peringatan dini dimaksudkan bahwa semua karyawan hams benar-benar tahu secara pasti tindakan-tindakan mana yang dibenarkan dan mana yang tidak.
Disiplin Harus Konsisten
Konsisten artinya seluruh karyawan yang melakukan pelanggaran akan diganjar hukuman yang sama. Jangan sampai terjadi pengecualian, mungkin karena alasan masa kerja telah lama, punya keterampilan yang tinggi atau karena mempunyai hubungan dengan atasan itu sendiri.
Disiplin Harus Impersonal
Seorang atasan sebaiknya jangan menegakkan disiplin dengan perasaan marah atau emosi. Jika ada perasaan semacam ini ada baiknya atasan menunggu beberapa menit agar rasa marah dan emosinya reda sebelum mendisiplinkan karyawan tersebut. Pada akhir pembicaraan sebaiknya diberikan suatu pengarahan yang positif guna memperkuat jalinan
hubungan antara karyawan dan atasan.
Disiplin Harus Setimpal
Hukuman itu setimpal artinya bahwa hukuman itu layak dan sesuai dengan tindak pelanggaran yang dilakukan. Tidak terlalu ringan dan juga tidak terlalu berat. Jika hukuman terlalu ringan, hukuman itu akan dianggap sepele oleh pelaku pelanggaran dan jika terlalu berat mungkin akan menimbulkan kegelisahan dan menurunkan prestasi.



















BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Disiplin berasal dari akar kata “disciple “ yang berarti belajar. Disiplin merupakan arahan untuk melatih dan membentuk seseorang melakukan sesuatu menjadi lebih baik.Cara mengatasi stress; Istirahat dan Tidur, Olahraga atau Latihan teratur, Berhenti merokok, tidak mengomsumsi minuman keras, Pengaturan berat badan, Pengaturan waktu, Terapi psikofarmaka, Terapi somatik, Psikoterapi, Terapi psikoreligius, Homeostatis.
Pemimpin mempunyai perilaku positif, Penelitian yang cermat, Kesegaran; Lindungi  Kerahasiaan  (privacy), Peraturan   Dijalankan  Secara  Konsisten, Fleksibel, Mengandung  Nasihat, Tindakan   Konstruktif, Follow Up  (Evaluasi).
Ada 2 bentuk disiplin kerja, yaitu : Disiplin Preventif, Disiplin Korektif.
Tujuan Disiplin; Memotivasi karyawan untuk memenuhi standar kinerja perusahaan pegawai mendapatkan pendisiplinan dan organisasi setelah gagal memenuhi kewajibannya. Manfaa; Tingginya rasa kepedulian karyawan terhadap pencapaian tujuan perusahaan.
cara menegakkan disiplin kerja dalam suatu perusahaan; Disiplin Harus Ditegakkan, Disiplin Harus Didahului Peringatan Dini, Disiplin Harus Konsisten , Disiplin Harus Impersonal, Disiplin Harus Setimpal.

Saran
Masih banyak hal yang perlu dipelajari untuk lebih memahami studi tentang Disiplin yang sampai sekarang dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.

























DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, Malayu S.P.Manajemen Sumber Daya Manusia.Cet.18;Jakarta:Bumi aksara.2014
Helmi, A. (1996). Buletin psikologi. Jurnal disiplin Kerja. 32. Diakses pada 09 Oktober 20:11.
http://agoesbonter.blogspot.com/2012/11/tugas-makalah-manajemen-sumber-daya.html diakses pada 09 Oktober 20:39.
http://karlinanukas93.blogspot.com/ diakses pada 09 Oktober 20:39.
Sutrisno, Edy.Manajemen Sumber Daya Manusia.Cet.3;Jakarta:Kencana Prenada Media Group.2011

Konflik dan negosiasi

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Konflik merupakan gejala sosial yang serba hadir dalam kehidupan sosial, sehingga konflik bersifat inheren, artinya konflik akan senantiasa ada dalam setiap ruang dan waktu, dimana saja dan kapan saja. Dalam pandangan ini, masyarakat merupakan arena konflik atau arena pertentangan dan integrasi sosial merupakan gejala yang selalu mengisi setiap kehidupan sosial. Hal-hal yang mendorong timbulnya konflik dan integrasi adalah adanya persamaan dan perbedaan kepentingan sosial. Didalam setiap kehidupan sosial tidak ada satu pun manusia yang memiliki kesamaan yang persis baik dari unsur tekhnis, kepentingan, kemauan, kehendak, tujuan, dan sebagainya. Dari setiap konflik ada beberapa diantaranya yang dapat di selesaikan, akan tetapi ada juga yang tidak dapat diselesaikan sehingga menimblkan beberapa aksi kekerasan. Kekerasan merupakan gejala tidak dapat diatasinya akar konflik sehingga menimbulkan kekerasan dari model kekerasan yang terkecil hingga peperangan
Konflik  dalam  organisasi  sering dilihat  sebagai  sesuatu  yang  lumrah terjadi  termasuk  oleh  pemimpin organisasi. Kebanyakan manajer yang terlibat  dalam  negosiasi  tidak  menyukai  konflik  disaat  negosiasi berlangsung.Karenanya,penanganan yang  dilakukanpun  cenderung  diarahkan kepada peredaman konflik. Konflik  bisa  mengandung kebaikan  walaupun  dalam  prakteknya tidak  semua  konflik  memberikan  hasil yang  baik  dalam  negosiasi. Masalah utama  yang  timbul  dalam  konflik cenderung  akan  bertambah  buruk  jika diabaikan atau  tidak ditangani  dengan baik. Dalam  penanganan  konflik membutuhkan  proses  kreatif  yang diharapkan  akan  menghasilkan sesuatu  yang  positif,  yaitu  solusi  dan hubungan  yang  lebih  baik  antara kedua  belah  pihak.   Karena  itu  dalam hal ini akan dibahas   mengenai konflik yang  terjadi  ketika  negosiasi berlangsung,  mengetahui  apa  yang menjadi  penyebab  terjadinya  konflik, dan  bagaimana  menanganinya  agar konflik  tersebut  tidak  menjadi  lebih buruk  sehingga  tujuan  bersama  yang saling menguntungkan dapat tercapai.
Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi masalah dalam makalah ini adalah:
Menjelaskan Konflik dan Negosiasi !
Menjelaskan macam-macam Konflik !
Menjelaskan Pandangan tentang Konflik !
Menjelaskan Penyebab Konflik dalam Negosiasi !
Menjelaskan Reaksi dalam Konflik !
Menjelaskan Teori-teori Konflik !
Menjelaskan Strategi dan Taktik negosiasi !
Menjelaskan Negosiasi Pihak Ketiga sebagai Resolusi Konflik !

TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
Untuk Mengetahui Konflik dan Negosiasi !
Untuk Mengetahui macam-macam Konflik !
Untuk Mengetahui Pandangan tentang Konflik !
Untuk Mengetahui Penyebab Konflik dalam Negosiasi !
Untuk Mengetahui Reaksi dalam Konflik !
Untuk Mengetahui Teori-teori Konflik !
Untuk Mengetahui Strategi dan Taktik negosiasi !
Untuk Mengetahui Negosiasi Pihak Ketiga sebagai Resolusi Konflik !








BAB II
PEMBAHASAN
Konflik dan Negoisasi
Indonesia  kaya  dengan  pengalaman  kerusuhan,  ketegangan,  dan  konfliksosial, dan sekaligus kaya juga dengan cara-cara meredam konflik tersebut. Tapi sayangnya  cara-cara  yang  dikembangkan  untuk  meredam  kerusuhan,ketegangan, dan konflik sosial ini tidak pernah mampu meredam konflik secaratuntas. Kejadian kerusuhan, ketegangan, dan konflik muncul kembali di tempat lain atau mungkin juga di tempat yang sama dengan model konflik yang serupa dengan kejadian sebelumnya.Karena  itu  perlu  untuk  meninjau lebih  dalam  tentang  konflik  dan  upaya menyelesaikannya. Negosiasi merupakan salah satu pendekatan untuk mengelola konflik  dalam  setting  antarpribadi,  kelompok,  organisasi,  sosial,  dan internasional. Negosiasi dibedakan secara tipikal dari bentuk manajemen konflik melalui penekanannya pada tujuan-tujuan yang tidak sesuai diantara orang-orang dan pertukaran usul yang bertujuan untuk mengurangi perbedaan antara dalam ketidaksesuaian  dan  menciptakan  kesepakatan.  Dalam  konteks  ini  konflik  dan negosiasi menjadi penting untuk dikaji. Untuk  memperdalam  pemahaman  tentang  konflik  dan  negosiasi  perlu definisi  masing-masing  dan  makna  yang  muncul  ketika  kedua  kata  tersebut dirangkaikan.Istilah konflik secara etimologis berasal dari bahasa latin “con”yang berarti bersama dan “fligere” yang berarti benturan atau tabrakan. Dengan demikian, “konflik” dalam kehidupan sosial berarti benturan kepentingan, keinginan, pendapat, dan lain-lain yang paling tidak melibatkan dua pihak atau lebih. Sedangkan negosiasi dalam Oxford adalah suatu cara untuk mencapai suatu kesepakatan melalui diskusi formal. Dalam KBBI (Kamus Besar BahasaIndonesia), kata negosiasi diartikan sebagai proses tawar-menawar dengan jalan berunding untuk memberi atau menerima guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok atau organisasi) dengan pihak lain.
Karl marx (1818-1883) sangat pantas di sebut tokoh utama pengagas teori konflik. Meskipun kemudian banyak sarjana yang mengembangkan teori ini, tokoh klasik teori ini adalah marx 5.
jika penelusuran teori ini di tarik lagi kebelakan, dasar-dasar teori konflik sudah ada dalam pemikiran thomas hobes (1588-1679)6. Iya dalah orang yang paling berpengaruh dalam mengembangkan paham matearialisme.7 menurut hobes, mahluk hidup tersusun dari materi. Sifat dasar manusia di dalam kehidupan hanya untuk memenuhi ego (materi).









_________________________
5.Para sosiolog yang mengembangkan teori konflik setelah karl marx adalah c. Wright Mills (1956-1959) Leis Coser            (1956),Aron (1957),dahrendorf(1959),dan Randall Collins (1975)
6. Sebelum hobes,ide teori konflik sudah ada dalam pikiran niccolo machiavelli (1469-1527). Menurutnya, manusia memiliki watak dasar alamiah berupa sifat rakus yang tidak pernah terpuaskan, penipu, dan tidak ada belas kasihan.sifat-sifat ini di miliki arena terbatasnya sumber daya ekonomi.oleh karena itu, dengan sifat ini smanusia akan selalu mengalami konflik.
7. Jostein Gaarder, Sophie’s world : A novel About the history of Philosophy, canada :harper Collins 1994.


Dalam memenuhi kebutuhan materinya manusia berkompetisi dengan manusia lainnya, bahkan dengan menggunakan berbagai macam cara oleh karena itulah menurut hobes, manusia adalah serigala bagi yang lainnya (homo homini lupus) yang mencerminkan bahwa diantara manusia selalu di warnai oleh pola relasi dominasi dan penindasan.
Adapun  definisi  negosiasi  menurut  Goodpaster:  proses  interaksi  dan komunikasi  yang  dinamis  dan  beraneka  ragam,  mengandung  seni  dan penuh rahasia, untuk mencapai suatu tujuan yang dianggap menguntungkan para pihak.Interaksi, komunikasi dan seni, serta tujuan merupakan elemen dalam definisi diatas.6
   Negosiasi diartikan oleh Friedrich-Naumann-Stiftung sebagai suatu proses dimana sedikitnya dua orang (atau lebih) berusaha mencapai sesuatu, agar hal itu tercapai, kedua pihak harus menyepakati suatu cara pemecahan.
   Konflik  dan  negosiasi  adalah  dua  hal  saling  terkait  secara  dinamis,interaksi  yang  berulang  antara  sumber  dan  target  yang  secara  simultan bergantian menjadi pengirim dan penerima pesan, usaha saling mempengaruhi.Menurut  penulis,  konflik  muncul  karena  adanya  perbedaan  pandangan  dalam mencapai tujuan. Sementara negosiasi digunakan untuk menyelesaikan konflik.Dalam dinamika konflik dan negosiasi ada upaya untuk saling mempengaruhi.Salah  satu  cara  mempengaruhi  adalah  dengan  persuasi  yang  diartikan sebagai aktivitas menciptakan, menguatkan, atau memodifikasi kepercayaan, sikap, atau perilaku.

______________________
6 Cahyo  S.  Wijaya, Jurus  Maut  Negosiasi:  Kiat  Efektif  Menjadi  Negosiator  Handal,(Yogyakarta: Second Hope,  2011), h. 7.

Ada  perbedaan  antara  persuasi  dengan  negosiasi  yaitu  dalam  negosiasi sumber  dan  target  saling  mempengaruhi  dalam  suatu  keadaan  yang  saling ketergantungan.  Hasil  (out  come)  tergantung  pada  tindakan  orang  lain.Sementara  persuasi  mengandung  satu  potret  interaksi  dimana  sumber  tidak secara  langsung  memengaruhi  target  dengan  perhatian  pada  satu  dimensi masalah, tidak ada saling ketergantungan. Persuasi dikatakan berhasil jika bisa mengubah pemikiran atau kepercayaan seseorang, dimana perubahan pemikiran dan sikap akan memengaruhi perubahan perilaku.
MACAM-MACAM KONFLIK
Untuk memudahkan analisis permasalahan ini, akan di sajikan beberap bentuk konflik sebagai salah-satu gejala sosial masyarakat indonesiayang di antaranya
Konflik Gender
Istilah ender bukan merujuk pada aspek perbedaan jenis kelamin dimana laki-laki di tunjukan dengan identitas diri dan dimana laki-laki memiliki alat kelamin yang berbeda dengan perempuan, akan tetapi gender berorientasi pada aspek sosio kultural.
Konflik rasial dan antar suku
Istilah ras sering kali diindentikkan dengan perbedaan warna kulit manusia, diantaranya ada sebagian kelompok manusia yang berkulit putih, sawo matang dan hitam.
Konflik Antar umat Agama
Agama tidak cukup di pahami sebagai mmetode hubungan penyembahan manusia kepada tuhan serta seperangkat tata aturan kemanusiaan atas dasar untunan kitab suci.
Konflik antar Golongan
Menyimak peristiwa pembakaran kantor-kantor pemerintah di kabupaten kaur riau beberapa waktu yang lalu (2005) oleh massa yang tidak terkendali emosinya akibat ketidakpuasan rakyat atas hasil pilkada telah menunjukkan betapa rawanya pilkada kita terhadap konflik baik yang bersifat horizontal maupun vertikal.
Konflik Kepentingan
Didalam dunia politik “tiada lawan yang abadi dan tiada pula kawan yang abadi, kecuali kepentingan abadi.”dengan demikian konflik kepentingan identik dengan konflik politik.
Konflik antar Pribadi
Konflik antar individu adalah konflik sosial yang melbatkan individu didalam konflik tersebut.
Konflik antar kelas Sosial
Konflik yang terjadi antar kelas sosial biasanya berupa konflik yang bersifat vertikal yaitu konflik anatara kelas sosial atas dan kelas sosial bawah.
Konflik antar Negara atau Bangsa
Konflik antar negara adalah konflik yang terjadi antara dua negara atau lebih.
PANDANGAN TENTANG KONFLIK
Dalam  uraian  di  bawah  ini disajikan beberapa pandangan tentang konflik,  sebagaimana  yang  dikemukakan oleh Robbins (1996:429).
Pandangan  Tradisional  (The Traditional View).
Pandangan  ini  menyatakan  bahwa semua  konflik  itu  buruk.  Konflik dilihat  sebagai  sesuatu  yang negatif,  merugikan  dan  harus  dihindari. Untuk memperkuat konotasi  negatif  ini,  konflik  disinonimkan dengan istilah violence, destruction, dan  irrationality.  Pandangan  ini konsisten dengan sikap-sikap yang dominan  mengenai  perilaku kelompok  dalam  dasawarsa  1930-an  dan  1940-an.  Konflik  dilihat sebagai  suatu  hasil  disfungsional akibat  komunikasi  yang  buruk, kurangnya  kepercayaan  dan keterbukaan di antara orang-orang,dan  kegagalan  manajer  untuk tanggap  terhadap  kebutuhan  dan aspirasi karyawan.
Pandangan  Hubungan  Manusia (The Human Relations View).
Pandangan  ini  berargumen  bahwa konflik  merupakan  peristiwa  yang wajar  terjadi  dalam  semua  kelompok  dan  organisasi.  Konflik merupakan  sesuatu  yang  tidak dapat  dihindari,  karena  itu  keberadaannya  harus  diterima  dan dirasionalisasikan  sedemikian  rupa sehingga  bermanfaat  bagi peningkatan kinerja organisasi.
Pandangan  Interaksionis  (The Interactionist View).
Pandangan  ini  cenderung  mendorong  terjadinya  konflik,  atas dasar  suatu  asumsi  bahwa kelompok  yang  koperatif,  tenang, damai,  dan  serasi,  cenderung menjadi  statis,  apatis,  tidak aspiratif,  dan  tidak  inovatif.  Oleh karena  itu,  menurut  aliran pemikiran  ini,  konflik  perlu  dipertahankan  pada  tingkat minimun secara  berkelanjutan,  sehingga kelompok  tetap  bersemangat (viable),  kritis-diri  (self-critical),  dan kreatif.
PENYEBAB  KONFLIK  DALAM NEGOISASI
Dalam  negosiasi  terdapat banyak  hal  yang  bisa  menyebabkan konflik  (Jackman  2005,  72).    Berikut ini  dipaparkan  beberapa  contoh penyebab  konflik  dalam  negosiasi  : 
Ketika  satu  pihak  atau  lebih  menolak untuk  bergerak  dari  posisi  awal negosiasi; 
Lebih  fokus  kepada orang  dan  posisi  daripada  masalah yang  ada;
Adanya  agenda tersembunyi  atau  rasa  saling  tidak percaya  terhadap  motivasi  pihak lawan; 
Manipulasi  dan  perilaku agresif terhadap salah satu pihak atau Keinginan  untuk  menang, tanpa  mempedulikan  apapun resikonya;
Mengejar  sasaran  yang terlalu  tinggi  dan  tidak  realistis. 
Tidak  bersedia  meluangkan  waktu untuk menjajaki posisi lawan dan/atau,
adanya  penolakan  untuk  menghargai sudut  pandang  lawan;
Kurang jelasnya peran atau tingkat  otoritas;
Kriteria  subyektif  yang  digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan atau  proses  pengambilan  keputusan yang tidak jelas.
Dalam negosiasi seorang manajer  harus  dapat  memahami  sikapnya terhadap  konflik.   Pemahaman  tersebut  dapat  berguna  sebagai persiapan  dan  pemikiran  dalam menghadapi  konflik  ketika  konflik tersebut muncul dalam negosiasi
REAKSI DALAM KONFLIK
Ada berbagai reaksi yang timbul akibat adanya  konflik  dalam  organisasi, antara lain :
Amarah
Amarah  dan  sikap  bermusuhan  dalam  diri  lawan negosiasi  bisa  menakutkan  dan sulit  dihadapi.  Penyebab  amarah timbul  karena  perasan  tidak aman,gelisah  rasa  kurang  percaya  diri. Biasanya  amarah  ditunjukkan dengan  bahasa  tubuh  akibat  dari naiknya  tekanan  darah  dan menegangnya  otot-otot.  Lawan cenderung  berbicara  lebih  cepat, tidak  teratur,  lebih  keras  dan dengan nada suara yang meninggi serta  menggunakan  suara  yang agresif. Cara  untuk  mengatasi  amarah dapat  dilakukan  dengan  cara internal dan eksternal.
Internal,  jaga  jarak  secara psikologis,  dan  pahami  apa yang terjadi dan jangan libatkan diri secara emosional.
External,  biarkan  lawan mengungkapkan  perasaannya dan dengarkan dengan baik apa yang  dikatakannya.   Klarifikasi dan  analisis  penyebab kemarahannya  dengan  cara mengulangi  kembali, mengajukan  pertanyaan  dan lakukan  dengan  sikap  netral tanpa  meremehkan  atau merendahkan  lawan.  Jangan sekali-kali  untuk  membalas dengan amarah yang sama.
2.  Kritik
Kritik  jika  disampaikan dengan cara yang konstruktif dapat menjernihkan  suasana  dan  dapat meningkatkan  kualitas  hubungan kedua  belah  pihak.  Cara menyampaikan  kritik  agar  berhasil adalah  sebagi  berikut  : 
Pilih waktu  dan  tempat,  dan  pastikan emosi  tidak  sedang  meninggi;
Jelaskan  perilaku  yang  ingin diubah  dengan  spesifik,  jangan sampai  mengakimi;
Ungkapkan perasaan,  dan  jangan  menyalahkan;
Meminta  perubahan perilaku  yang  semestinya  diinginkan;
Jelaskan  hal  positif  yang akan  diperoleh  dan  akibat  buruk jika  tidak  mau  berubah;
Ingat, posisi  kedua  belah  pihak  adalah sama-sama  penting;
Akhiri dengan  pernyataan  positif;
Umpan  balik  yang  sebanding dengan kritik.Dalam  menyampaikan  kritik harus  memperhatikan  hal-hal sebagi  berikut: 
a.  Yang  dikritik adalah  perilaku  lawan  bukan
orangnya;
Pertimbangkan apabila  lawan  tidak  menyetujui kritikan,  apakah  siap  berkompro-mi? 
Sampaikan kritik dengan cara-cara yang konstruktif;
Sedangkan  hal-hal  yang harus  dihindari  adalah:
Bersikap  defensif  terhadap kritik,  mempertahankan  dan membenarkan  perilaku  yang  telah dilakukan;
Saling  serang  kritik;
Menerima  kritik  dengan  sikap agresif  dengan  reaksi  yang  tidak pantas, pasif dan manipulatif untuk menyerang lawan.
Dalam  menerima  kritik hendaknya  kita  bersikap  asertif, mengakui  bahwa  kita  salah  dan menunjukkan kepada lawan bahwa kita  terbuka  untuk  bersedia bergerak  maju  dalam  negosiasi, serta  menggunakan  pendekatan yang  positif  dan  meminta  saran kepada lawan. dengan  istilah  yang  menghina  dan merendahkan. Ketika  konflik  mencapai  pada level  yang  ekstrim  mungkin  mengakibatkan  sebuah  konflik  yang  tidak teratasi/tidak  terselesaikan  sehingga negosiasi harus dihentikan (deadlock). Untuk  mencegah  deadlock  tersebut pihak  ketiga  harus  dihadirkan  sebagai mediator.  Dalam  menengahi  deadlock tersebut  mediator  harus  memperhatikan  hal-hal  sebagai  berikut  :
Mediator  harus  mengakui  adanya konflik  dan  mengarahkan  pada  cara-cara  untuk  menyelesaikan  persoalan yang  timbul.  Bagi  pihak-pihak  yang bertikai konflik dianggap sebagai suatu masalah  yang  serius,  oleh  karena  itu mediator  tidak  boleh  menganggap remeh  konflik  tersebut;
Mediator harus  bersikap  netral.  Mediator  tidak boleh  menunjukkan  persetujuannya kesalahsatu  pihak,  baik  dengan ekspresi  muka,  gerakan  tubuh  atau mengulangi pernyataan dari salah satu pihak  yang  bertikai.  Dengan  bersikap netral  diharapkan  kedua  pihak  akan merasa  nyaman  untuk  meyampaikan tuntutan  mereka;
Mediator  harus memfokuskan  diskusi  pada  masalah bukan  kepada  pribadi  yang  bertikai;
Mediator  harus  meletakkan  pihakpihak yang bertikai pada perspektifnya dengan  mengidentifikasi  bidang-bidang  yang  akan  disetujui  dan memfokuskan  pada  masalah  secara satu  persatu; 
Mediator  bersikap sebagi  fasilitator  dan  bukan  sebagai hakim  yang  akan  menentukan  siapa yang  menang  dan  kalah;
Mediator harus  memperoleh  keyakinan  bahwa pihak  yang  bertikai  mendukung  solusi yang telah mereka setujui.

TEORI-TEORI KONFLIK
Teori-teori  utama  mengenai  sebabsebab konflik adalah:
1. Teori hubungan masyarakat Menganggap  bahwa  konflik disebabkan  oleh polarisasi  yang terus terjadi, ketidakpercayaan dan permusuhan  di  antara  kelompok
yang  berbeda  dalam  suatu masyarakat.   Sasaran:  meningkatkan  komunikasi  dan  saling pengertian  antara  kelompok  yang mengalami  konflik,  serta  mengusahakan  toleransi  dan  agar masyarakat  lebih  bisa  saling menerima  keragaman  yang  ada  di
dalamnya.
a.  Teori kebutuhan manusia
Menganggap  bahwa  konflik yang  berakar  disebabkan  oleh kebutuhan dasar  mental  dan  sosial)  yang  tidak terpenuhi  atau  dihalangi.  Hal yang  sering  menjadi  inti pembicaraan adalah keamanan, identitas,  pengakuan,  partisipasi,  dan  otonomi.   Sasaran: mengidentifikasi  dan  mengupayakan  bersama  kebutuhan mereka  yang  tidak  terpenuhi, serta  menghasilkan  pilihanpilihan  untuk  memenuhi kebutuhan itu.
Teori negosiasi prinsip
Menganggap  bahwa  konflik disebabkan  oleh  posisi-posisi
tidak  selaras  dan perbedaan  pandangan  tentang konflik  oleh  pihak-pihak konflik.  Sasaran: membantu pihak yang berkonflik untuk  memisahkan  perasaan pribadi  dengan  berbagai masalah  dan  isu  dan  memampukan  mereka  untuk melakukan  negosiasi  berdasarkan  kepentingan  mereka daripada  posisi  tertentu  yang sudah  tetap.  Kemudian  melancarkan  proses  kesepakatan yang  menguntungkan  kedua belah pihak atau semua pihak.
Teori identitas
Berasumsi  bahwa  konflik disebabkan  oleh  identitas  yang terancam,  yang  sering  berakar pada  hilangnya  sesuatu  atau penderitaan  di  masa  lalu  yang tidak  diselesaikan.  Sasaran: melalui  fasilitas  lokakarya  dan dialog  antara  pihak-pihak  yang mengalami  konflik,  sehingga dapat mengidentifikasi ancaman dan  ketakutan  di  antara  pihak tersebut  dan  membangun empati dan rekonsiliasi di antara mereka.
Teori  kesalahpahaman  antarbudaya
Berasumsi  bahwa  konflik  disebabkan  oleh  ketidakcocokan dalam  cara-cara  komunikasi  di antara  berbagai  budaya  yang berbeda.   Sasaran:  menambah pengetahuan  kepada  pihak yang  berkonflik  mengenai budaya  pihak  lain,  mengurangi streotip  negatif  yang  mereka miliki  tentang  pihak  lain, meningkatkan  keefektifan komunikasi antarbudaya.
Teori transformasi konflik
Berasumsi  bahwa  konflik  disebabkan  oleh  masalah masalah   ketidaksetaraan  dan ketidakadilan  yang  muncul sebagai masalah sosial, budaya dan  ekonomi.  Sasaran:  mengubah  struktur  dan  kerangka kerja  yang  menyebabkan ketidaksetaraan  dan  ketidakadilan  termasuk  kesenjangan ekonomi,  meningkatkan  jalinan hubungan  dan  sikap  jangka panjang  di  antar  pihak  yang berkonflik,  mengembangkan proses  dan  sistem  untuk mempromosikan  pemberdayaan,  keadilan,  perdamaian.
STRATEGI DAN TAKTIK NEGOISASI
Pendekatan dalam melakukan negoisasi di kenal ada dua macam yaitu : distributive bargaining dan intergrative bargaining. Distributive bargaining merupakan negoisasi yang berusaha membagi sejumlah umber daya yang tetap, dimana terdapat situasi win-loose. Distributive bargaining terjadi seperti dalam negoisasi antara pekerja dan manajemen. Karena setiap negoisasi oleh pekerja akan meningkatkan biaya manajemen, masing-masing pihak melakukan persetujuan secara agresif dan memperlakukan pihak lain sebagai lawan yang harus di kalahkan.
Sedangkan integrative bargaining merupakan negoisasi yang mencari satu atau lebih penyelesaian yang dapat menciptakan win-win solution. Integrative bargaining lebih di sukai dari pada distributive bargaining karena membangun hubungan jangk panjang. Integrative bargaining mengikat negoisator dan memungkinkan mereka meninggalkan meja perundingan merasa telah mendepatkan kemenangan.
Perbedaan keduanya di gambarkan oleh robbins dan judge (2011 ; 500) berdasarkan karakteristik bargaining, seperti tampak pada tabel 17.1
Bargaining Characteristic
Distributive Bargaining
Integrative bargaining

Goal
Get as much of the pie as possible
Expand the pie so that both parties are statisfied

Motivation
Win-lose
Win-win

Focus
Postions (“I can’t go beyond this point on this issue”)
Interests (“Can you explain why this issue is so important to you”)

Interests
Opposed
Congruent

Information Sharing
Low (Sharing information will only allow other party to take advantage)
High (sharing information will allow each party to find ways to satisfy interests of each party)

Duration of relationship
Short term
Long term

Sumber: Stephen P. Robbins dan Timothy A Judge, Organizational behavior,2011
Taktik negoisasi yang dianjurkan untuk dapat di pergunakan, antara lain di kemukakan adalah sebagai berikut (Gisbon, Ivancevich, Donnely, dan konopaske, 2012 “278”
Good-Guy/Bad Guy Team.
Anggotta kelompok negoisasi Bad Guy mengadvokasi posisi terlalu banyak di luar garis sehingga apapun yang di katakan Good Guy kelihatan masuk akal.
The Nibble.
Taktik ini menyangkut mendapatkan konsesi individual setelah kesepakatan telah di capai. Misalnya permintaan untuk menjadi posisi staf oleh manajer pemasaran setelah kesepakatan di capai antara kelompok dan kelompok pemasaran lain tentang pembagian tugas riset pemasaran.
Join Problem Solving.
Manajer seharusnya tidak pernah berasumsi bahwa semakin menang satu pihak, semakin banyak pihak lain kalah. Alternative yang layak yang belum di pertimbangkan mungkin muncul.
Power of Competicion.
Negoisator yang ketat menggunakan kompetisi buat lawan berpikir bahwa kita tidak perlu mereka.
Splitting the Difference
Ini dapat menjadi tekhnik ketika kedua kelompok sampai pada titik impas. Tetpi manajer harus berhati-hati ketika kelompok lain menawarkan menyisakan perbedaan terlalu awal. Mungkin berarti kelompok lain telah mendapatkan lebih dari yang pantas dia pikirkan.
Low balling
Tawaran rendah yang mentertawakan dan tau konsesi serng di pergunakan untuk menurunkan harapan kelompok lain. Manajer tidak searusnya membiarkan tipe tawaran ini menurunkan harapan atau tujuanya, maupunmanajer berhenti mengasumsi posisi kelompok lain adalah tidak fleksibel.proses komunikasi harus berlanjut.
NEGOISASI PIHAK KETIGA SEBAGAI RESOLUSI KONFLIK
Terdapat 4 peran dasar pihak ketiga, yaitu sebagai: mediator, arbitrator, conciliator, dan consultan (robbins dan Judge, 2011: 507)
Mediator.
adalah pihak ketigayang netral yang menfasilitasi alternative, dan semacamnya. Mediator di pergunakan secara luas dalam negoisasi pekerja manajemen dan perselisihan dalam pengadilan. Efectifitas secara keseluruhan cukup impresive.
Arbitrator.
Adalah pihak ketiga dengan kewenangan mendiktekan kesepakatan. Arbitrati dapat bersifat sukarela diminta oleh para pihak aau di paksa oleh hukum atau kontrak. Kelebihan arbitrati atas mediasi adalah selalu menghasilkan penyelesaian. Apabila satu pihak merasa di kalahkan, pihak tersebut psi tidak puas dan tidak mungkin dengan ramah menerima keputusan atbitrator.
Conciliator
Adalah pihak ketiga yang dipercaya menyediakan saluran komunikasi informal antara negoisator dengan lawanya. Membandingkan konsiliasi pada mediasi pada ukuran efektivitas terbukti sulit karena keduanya banyak tumpang tindih. Dalam praktik, konsiliator umumnya bertindak lebih banyak dari pada sekedar saluran komunikasi.mereka juga terika dalam menemukan fakta, menginterpretasikan fakta dan membujuk orang yang berselisih untuk membangun kesepakatan.
Consultant.
Adalah pihak ketiga yang terampil dan tidak memihak yang berusaha memfasilitasi pemecahan masalah melalui komunikasi dan analisis, di bantu oleh pengetahuan manajemen konflik.


























BAB III  PENUTUP
A. KESIMPULAN
Negosiasi  adalah  bagian penting  dalam  kehidupan  sehari-hari agar dapat bertahan dalam bisnis atau bidang  lainnya.  Dalam  pelaksaaan negosiasi  tidak  jarang  terjadi  konflik yang  membawa  masalah  tersendiri dari  tingkat  yang  sederhana  sampai masalah  yang  kompleks  sehingga mengganggu jalannya negosiasi.
Konflik  selalu  timbul  jika pandangan  satu  pihak  berbeda.dengan  pandangan pihak  lawan. Agar konflik  dapat  memberikan  manfaat yang  optimal  dalam  negosiasi  dan mengurangi  efek  negatifnya,  konflik dapat  dikelola  dengan  melakukan pencegahan  dan  penanganan  konflik sehingga  tujuan  dan  sasaran  dalam negosiasi dapat tercapai.
Jika  dalam  negosiasi  menemukan  jalan buntu dapat diusulkan untuk dilakukan  penangguhan  guna menyediakan  waktu  bagi  kedua  belah pihak  untuk  berpikir  dan  merenung ketika  situasi  menjadi  sulit. Penangguhan  bukan  berarti  menunda negosiasi  tetapi  untuk  memberikan kesempatan  bernapas  ketika  ketegangan  muai  meningkat  dan  waktu penangguhan  harus  dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh kedua belah pihak dan  bukan  dimaksudkan  untuk menghindar dari konflik yang terjadi.
Akhirnya  penulis  menyimpulkan apabila  konflik  dapat  dikelola  dan ditangani  dengan  baik,  dapat memberikan  manfaat  dan  akhirnya meningkatkan  hubungan  yang  lebih baik  antara  kedua  belah  pihak sehingga tujuan dan sasaran negosiasi antara  kedua  belah  pihak  dapat tercapai
SARAN
Diharapkan kepada pembaca untuk memberikan keritik dan sarannya agar makalah dikemudian hari bisa lebih baik dari makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA

James S. Coleman, Dasar-Dasar Teori Sosial, Bandung, Nusa Media, 1994.
Elly M. Setiadi, Pengantar Sosiologi, Jakarta, Kencana Prenamedia Group, 2011.
Jacobus Ranjabar,S.H.,M.Si, Perubahan Sosial,Teori-teori dan Proses Perubahan Sosial serta Teori Pembangunan, Bandung, Alfabeta, 2015
Novri Susan, M.A, Pengantar Sosiologi Konflik, Jakarta, 2009.
Prof.Dr.Wibowo.S.E.,M.PHIL, Perilaku Dalam Organisasi, Tangerang, 2013
https://www.neliti.com/id/publications/23153/mengenal-konflik-dalam negoisasi